Evaluasi Implementasi Pendidikan Inklusi di SMP Kota Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi pendidikan inklusi di SMP Kota Yogyakarta yang ditinjau dari kurikulum pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus di SMP Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan model evaluasi discrepancy kesenjangan yang dikembangkan oleh Provus dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian yang digunakan yaitu enam SMP yang terdiri dari 97 anak berkebutuhan khusus yang terdiri dari ketunaan slow learner, low vision, tuna rungu, tuna daksa dan tuna grahita, kepala sekolah dan guru. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, angket dan wawancara. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kuantitatif. Instrumen angket yang digunakan diuji validitas dan reliabilitasnya dengan indeks validitas isi pada angket responden guru sebesar 0,95 dan koefisien reliabiltas α=0,951 sedangkan pada angket responden kepala sekolah koefisien reliabilitas α=0,877 dan pada dinas pendidikan sebesar 0,903. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan implementasi pendidikan inklusi di SMP Kota Yogyakarta ditinjau dari komponen: (1) Implementasi pendidikan inklusi (performance) di SMP Kota Yogyakarta ditinjau dari komponen kurikulum dan pembelajaran pelaksanaan pendidikan inklusi di SMP kota Yogyakarta menunjukkan bahwa di dalam pelaksanaan pendidikan inklusi guru belum siap memodifikasi kurikulum sendiri hanya menurunkan standar kompetensi anak. Pada pelaksanaan pendidikan inklusi memuat aspek dari model kurikulum dan pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak. (2) Pelaksanaan pendidikan inklusi pada pembelajaran di kelas disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak dengan pembelajaran yang inofatif dan kreatif . Implementasi pendidikan inklusi di SMP Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa harus adanya pengawasan terkait tentang pendidikan inklusi, dan sosialisasi yang dilakukan warga sekolah terkait penyelenggaraan pendidikan inklusi