PENGARUH PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN SENDUDUK (Melastoma malabathricum L.) TERHADAP PERFORMANS AYAM BROILER

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari bahan alternatif pengganti antibiotik seperti probiotik dari bakteri. Alternatif yang lain sebagai bahan anti bakteri antara lain ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L). Tumbuhan senduduk merupakan tanaman perdu yang tersebar di hutan Indonesia, tumbuh liar pada tempatyang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar,lapangan yang tidak terlalu gersang atau diobjek wisata sebagai tanaman hias. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan ekstrak daun senduduk (Melastoma malaebathricum L.) terhadap performans ayam broiler. Penelitian ini menggunakan 80 ekor ayam broiler berumur 21 hari dan lama pemeliharaan selama 6 minggu, setelah panen diambil sebanyak 20 ekor ayam broiler. Ransum yang digunakan mengandung berbagai level ekstrak daun senduduk (EDS); P0= 0%, P1= 0,5%, P2= 1%, dan P3=1,5%. Pada umur 21 hari 80 ekor broiler didistribusikan ke dalam petak-petak perlakuan dan diberi pakan sesuai dengan perlakuan. Pakan dan air minum diberikan ad libitum sampai dengan umur 42 hari. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu konsumsi ransum, berat badan, Pertambahan berat badan dan konversi ransum. Rataan konsumsi ransum secara berurut P0,P1,P2,P3 adalah 2938; 2963; 2968; 2945, g/ekor. Rataan pertambahan berat badan adalah 1242; 1177; 1136; 1158, g/ekor. Rataan berat badan akhir 2325; 2203; 2235; 2268, g/ekor. Sedangkan rataan konversi ransum masing-masing perlakuan adalah 2,4; 2,5; 2,7; 2,6, g/ekor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak daun senduduk (Melastoma malabathricum L.), sampai 1,5%, dalam ransum tidak memberikan pengaruh negatif terhadap pertambahan berat badan, berat badan akhir, dan konversi pakan, tetapi meningkatkan konsumsi pakan. Sehingga penggunaan ekstrak daun senduduk dapat menggantikan feed supplement