BATIK FASHION HOUSE DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK KONTEMPORER

Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang perkembangannya pesat dilihat dari nilai ekspor impor dan tingkat pembeliannya yang tinggi. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota dengan nilai ekspor impor dan beli terhadap pakaian, terutama batik yang tinggi. Namun, dibandingkan kota lainnya seperti Jakarta, Bali dan Surabaya, Yogyakarta termasuk lambat. Hal ini dikarenakan minimnya kreativitas terhadap batik dilihat dari jumlah pusat pendidikan dan rumah mode dengan fokus desain utama berupa batik yang minim dan fasilitasnya yang kurang. Batik Fashion House merupakan wadah kreativitas, edukasi dan komersil batik dengan fasilitas yang lebih memadai, salah satunya adalah area fashion show. Pergerakan model, motif batik dan sejarahnya yang dinamis diterapkan dalam Batik Fashion House lewat penataan ruang dalam, luar dan tampilan bangunannya dengan pendekatan arsitektur organik kontemporer. Arsitektur organik berkesan dinamis dengan bentuk bangunan yang terinspirasi dari alam. Arsitektur organik digabungkan dengan arsitektur kontemporer memiliki kebebasan ekspresi lebih. Batik Fashion House dirancang dengan pembagian massa menjadi tiga fungsi, yaitu area kantor, edukasi, dan komersil dengan bentuk yang melengkung memberi kesan dinamis dan penggunaan vegetasi sebagai penghias. Bangunan diberi warna putih agar berkesan murni dan timeless serta menggunskan material modern sehingga memberi kesan kontemporer. Perancangan Batik Fashion House di Kota Yogyakarta diharapkan dapat meningkatkan kreativitas batik Yogyakarta agar dapat dibawa namanya hingga ke seluruh belahan dunia