ISOLATION OF CHITOSAN SNAIL SHELL (Achatina fulica F) ON CHEMICAL CHARACTERISTICS AND BACTERIA OF Staphylococcus aureus KIRBY BAUER IN VITRO METHOD

The shell of snail contains chitin that can be transformed into chitosan through four stages, which are deproteination, demineralization, depigmentation, and deacetylation. Chitosan can be utilized as an antibacterial agent because it has amine groups. In this research, chitosan that prepared from the snail shell will be analyzed using FT-IR spectroscopy to determine the deacetylation degree (DD). The antibacterial activity test result of Staphylococcus aureus will be carried out on chitosan with various concentrations using in-vitro Kirby Bauer method and will be analyzed using One Way ANOVA with confidence level at 95%. The variations concentration of chitosan used is 300, 400, 500, 600, and 700 ppm. The result shows that the deacetylation degree of chitosan is 63.09% and the optimum concentration of chitosan that can inhibit the Staphylococcus aureus bacteria is 500 ppm with diameter inhibition is 34.33 mm.Cangkang bekicot mengandung kitin yang dapat diisolasi menjadi kitosan. Kitosan diketahui memiliki sifat antibakteri kerena memiliki gugus amina. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui isolasi kitosan cangkang bekicot (Achatina fulica F) terhadap karakteristik kimia dan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode kirby bauer secara In Vitro dan berapakah konsentrasi kitosan cangkang bekicot yang paling optimal dalam menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experimen. Analisa data dengan uji One-Way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05) antara berbagai konsentrasi, sehingga dilanjutkan dengan uji LSD untuk mengetahui adanya perbedaan pada masing-masing perlakuan. Hasil menunjukan bahwa derajat deasetilasi kitosan sebesar 64,24 %. Hasil uji LSD menunjukkan bahwa kosentrasi 300 ppm dan 400 ppm berbeda nyata dengan konsentrasi 500 ppm, 600 ppm, dan 700 ppm, sedangkan konsentrasi 500 ppm dan 600 ppm tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 700 ppm. Kesimpulan penelitian ini bahwa ekstrak kitosan cangkang bekicot berpengaruh positif dalam menghambat dan membunuh bakteri Staphylococcus aureus dan konsentrasi paling optimal pada 500 ppm. Kata kunci : Cangkang bekicot (Achatina fullica), kitosan, Metode Kirby Bauer, Staphylococcus aureu