Slawatan Dalam Prespektif Koreografi : Sebuah Tinjauan Interkoreografi

Secara keseluruhan hasil analisis intelektualitas menunjukkan bahwa kelima jenis slawatan teruntai oleh hadirnya Barzanji meskipun dalam tingkat yang berbeda, dan Al Qur’an adalah hipogram Barzanji. Hadra di Krui, Hdrah di Pagayaman, maupun Gendring Cirebonan sepenuhnya menggunakan ayat-ayat pilihan dari Barzanji dengan dasar pilihan yang berbeda, sedang vokal iringan Hadrah di Sumenep telah menunjukkan olah kreatif dari paduan dari beberapa ayat Barzanji. Berbeda dengan dengan iringan Kuntulan di Seyegan yang dapat dikatakan merupakan hasil yang secara totalitas terlepas dari Barzanji, apalagi vokal itupun disusun dengan huruf Latin tanpa menghadirkan huruf Arab. Bila semula Barzanji adalah wahana dikir immanual, maka Barzanji sebagai iringan vokal tari jenis slawatan menagandung perpaduan ibadah ritual dan sosial (dikir kontemplatif bergabung dengan dikir antisipatif secara kelompok) sebagai tindakan memperkaya konsep Islam dalam membulatkan penghayatan iman, dan Barzanji tersingkir oleh suatu kisah/cerita sebagi penyelaras suatu pertunjukan seperti terlihat dalam vokal iringan Kuntulan