CONVERSATIONAL IMPLICATURES BY THE CHARACTERS OF PANJI KOMING COMIC STRIP IN KOMPAS NEWSPAPER

Komunikasi tidak selalu terjadi di antara manusia tetapi juga bisa dengan objek seperti gambar. Kita dapat menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau mungkin untuk mengkritik sesuatu, terutama di pemerintahan. Pembuat komik strip Panji Koming, Dwi Koendoro, menggunakan karyanya untuk memberikan kritik pedas terhadap jaman orde baru. Penelitian ini membahas tentang implikatur percakapan pada komik strip Panji Koming. Data komik strip Panji Koming diambil dari bulan Agustus 2018 hingga bulan Februari 2019. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki empat maksim yang dilanggar oleh karakter dalam komik strip Panji Koming dan makna yang tersirat dari ujaran yang merusak maksim tersebut. Penulis menggunakan teori milik Grice tentang Implikatur Percakapan (1975) sebagai teori utama. Pendekatan kualitatif diterapkan untuk melakukan penelitian ini. Dalam mengumpulkan data, penulis mengunduh semua gambar dari situs web resmi dan web pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakter di dalam komik strip Panji Koming tidak mengikuti Prinsip Kerja Sama dan menghasilkan sebuah implikatur dari keempat prinsip tersebut. Ada 27 ucapan yang melanggar semua prinsip percakapan. Maksim hubungan adalah maksim tertinggi yang digunakan oleh karakter yang muncul sebanyak 13 kali dan maksim kualitas adalah maksim terendah yang dilanggar oleh karakter. Maksim ini hanya muncul sebanyak 5 kali. Makna tersirat dari karakterkarakter tersebut melanggar semua maksim adalah untuk memberikan informasi lebih lanjut, menyampaikan pendapat, mengkritik karakter lain dan membuat alasan