PENGARUH PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN JOB ENJOYMENT TERHADAP INTENSI JOB HOPPING PADA KARYAWAN GENERASI Y

Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris bagaimana peranan psychological capital dan job enjoyment dalam menjelaskan intensi job hopping pada karyawan generasi Y di Indonesia. Intensi job hopping pada penelitian ini mengacu pada kecenderungan seorang karyawan untuk berganti pekerjaan atau berpindah organisasi secara sukarela, meskipun baru bekerja dalam waktu yang singkat, yaitu kurang dari dua tahun (Yuen, 2016). Dari data yang dikumpulkan sebanyak 165 subjek karyawan generasi Y berpartisipasi dalam pengisian kuesioner yang disebar secara online. Karyawan yang dimaksud adalah yang bekerja full time dan baru bekerja kurang dari dua tahun di suatu perusahaan. Metode survei dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Psychological Capital Questionnaire (PCQ) dari Luthans, Youssef, dan Avolio (2007) yang disusun berdasarkan 4 dimensi. Sedangkan job enjoyment diukur menggunakan The ENJOY Scale dari Davidson (2018) yang disusun dari 5 dimensi. Selain itu penelitian ini juga menggunakan skala Job Hopping Intention (JHI) yang dikembangkan oleh Yuen (2016). Untuk mengetahui pengaruh signifikan kedua variabel independen, maka dilakukan serangkaian analisis dengan teknik regresi sederhana dan berganda menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 22.0 for Windows. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh negatif psychological capital (R2=0,085) dan job enjoyment (R2=0,052) terhadap intensi job hopping ketika dua variabel independen dianalisis secara terpisah. Ketika diteliti secara simultan, kedua variabel independen memiliki pengaruh terhadap intensi job hopping (R2=0,086), namun pengaruh variabel job enjoyment secara parsial tidak signifikan (ΔR2=0,001). Pada penelitian ini juga dilakukan analisis regresi sederhana per dimensi dari variabel psychological capital dan job enjoyment. Tiga dari empat dimensi psychological capital (optimism, hope, dan resilience) memiliki pengaruh terhadap intensi job hopping, sedangkan dimensi self-efficacy tidak berpengaruh. Kemudian empat dari lima dimensi job enjoyment (pleasure, relatedness, competence, dan challenge/improvement) juga memiliki pengaruh terhadap intensi job hopping, sedangkan dimensi engagement tidak berpengaruh