PENGARUH RASIO AMONIUM DAN NITRAT SEBAGAI SUMBER NITROGEN TERHADAP BIOMASSA DAN KADAR SAPONIN PADA AKAR ADVENTIF GINSENG JAWA (Talinum paniculatum) DALAM MEDIA SOLID SECARA IN VITRO

Ginseng jawa merupakan salah satu tanaman obat yang sering digunakan masyarakat Indonesia sebagai tonikum, afrodisiak atau obat kuat, batuk, radang paru-paru, diare, haid tidak teratur, keputihan, diabetes, untuk suplemen makanan dan dapat memperbanyak air susu ibu karena tanaman ini mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder antara lain saponin, flavonoid, tanin, dan steroid. Pertumbuhan akar ginseng jawa di habitat asli membutuhkan waktu sekitar 2—3 tahun, sehingga diperlukan cara untuk mempercepat pertumbuhan ginseng jawa melalui teknik kultur jaringan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian rasio amonium dan nitrat sebagai sumber nitrogen terhadap biomassa dan kadar saponin akar adventif Talinum paniculatum. Eksplan daun urutan ke-2 dan ke-3 dari pucuk tanaman ditumbuhkan dalam media MS dengan pemberian rasio amonium dan nitrat pada berbagai konsentrasi yaitu 21:19 mM sebagai kontrol, 0:30 mM, 10:20 mM, 15:15 mM, 20:10 mM, dan 30:0 mM. Kadar saponin diukur dengan Kromatografi Lapis Tipis. Data dianalisis menggunakan uji T-Test, uji Mann-Whitney, dan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio amonium dibanding nitrat 10:20 mM merupakan perlakuan terbaik dengan diperoleh rerata berat segar 73,6 ± 32,5 mg dan rerata berat kering 8,2 ± 3,2 mg. Total kadar saponin tertinggi diperoleh dari rasio amonium dan nitrat 10:20 mM