KEPATUHAN SANTRI PUTRI TERHADAP NORMA DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI BAHRUL ULUM JOMBANG)

Pondok pesantren adalah salah satu alternatif lembaga pendidikan yang diminati oleh masyarakat untuk membentuk dan menanamkan nilai agama dan moral. Pada zaman dahulu pondok pesantren mengajarkan pendidikan agama serta nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, namun seiring dengan perkembangan zaman pondok pesantren tidak hanya mengajarkan pendidikan agama melainkan pendidikan umum yang disebut pondok pesantren modern. Peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam pondok pesantren dibuat untuk menertibkan santri sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan, akan tetapi dengan latar belakang santri yang berbeda-beda menjadi salah satu faktor santri mengamalkan peraturan yang berlaku di pondok. Namun juga sering di jumpai santri yang melanggar peraturan di pondok pesantren untuk kepuasan diri sendiri dan pengaruh dari teman sebaya. Penelitian ini membahas tentang kepatuhan santri putri terhadap norma di pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan teori adaptasi oleh Robert K. Merton dan teori asosiasi deferensial oleh Edwin H. Sutherland. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan untuk menggali informasi lebih mendalam mengenai kepatuhan santri putri terhadap norma di pondok pesantren. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian melalui wawancara mendalam. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Asrama pondok pesantren yang memiliki peraturan lebih ketat membuat santri putri lebih patuh dengan peraturan yang berlaku. Namun, terdapat santri putri yang melanggar peraturan seperti melakukan pelanggaran kecil karena sanksi yang diberikan tidak berat. (2) Asrama pondok pesantren yang kurang menegakkan peraturan membuat santri putri lebih sering melakukan pelanggaran berat dan ringan. (3) Perilaku santri putri melakukan pelanggaran salah satunya dipengaruhi oleh teman sebaya. Teman sebaya yang memiliki perilaku kurang baik membawa dampak yang kurang baik terhadap santri putri. Begitu pula sebaliknya, teman sebaya yang baik mendukung terjadinya perilaku yang baik pula seperti kepatuhan terhadap peraturan, nilai dan norma yang berlaku di pondok pesantren. Selain itu dipengaruhi oleh kemajuan teknologi dan kurangnya pengawasan dari pengasuh pondok pesantren