KEPATUHAN TERAPI ANTIRETROVIRAL PADA ODHA DI YAYASAN MAHAMERU SURABAYA BERDASARKAN INFORMATIONMOTIVATION- BEHAVIORAL SKILL MODEL OF ANTIRETROVIRAL THERAPY ADHERENCE

Kepatuhan minum obat antiretroviral atau terapi ARV adalah salah satu hal penting dalam penatalaksanaan HIV/AIDS. Kepatuhan antiretroviral dapat menekan perkembangan penyakit HIV, mengurangi risiko resistensi obat, dan menurunkan risiko penularan HIV. Oleh sebab itu, obat antiretroviral harus diminum dengan tingkat kepatuhan yang tinggi (>95%). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis tingkat kepatuhan terapi antiretroviral pada ODHA berbasis model informasi, motivasi, dan skill perilaku. Penelitian ini menggunakan tehnik observasional dengan rancang bangun cross sectional. Responden pada penelitian ini orang dengan HIV/AIDS dengan usia 20-49 tahun yang mengikuti pendampingan oleh Yayasan Mahameru Surabaya dari bulan Juli-Desember 2018 yang berjumlah 67 orang. Data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian kuesioner baku The Life Windows Information Motivation Behavioral Skills ART Adherence Questionnaire (LWIMB- AAQ) dan Morisky Medication Adherence Scale (MMAS). Data dianalisis menggunakan uji statistik pearson chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar ODHA di Yayasan Mahameru Surabaya masih terkategorikan tidak terinformasi, memiliki tingkat motivasi yang tergolong tinggi dan memiliki tingkat skill perilaku yang tergolong rendah. Sebagian besar responden ODHA di Yayasan Mahameru Surabaya memiliki tingkat kepatuhan terapi antiretroviral yang tergolong rendah. Berdasarkan analisis uji statistik, kepatuhan terapi antiretroviral pada ODHA di Yayasan Mahameru Surbaya berbasis Information, Motivation, Behavioral Skill Model Of Antiretroviral Therapy Adherence diketahui bahwa motivasi dan skill perilaku memiliki hubungan terhadap kepatuhan terapi antiretroviral, namun informasi tidak memiliki hubungan terhadap kepatuhan terapi antiretroviral. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara skill perilaku dan motivasi dengan kepatuhan terapi, tidak terdapat hubungan informasi dengan kepatuhan terapi, dan sebagian ODHA di Yayasan Mahameru masih belum terinformasi dan memiliki skill perilaku yang rendah. Yayasan Mahameru disarankan mengadakan edukasi atau seminar yang mampu meningkatkan informasi dan skill perilaku pada ODHA. Hal ini diperlukan karena hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat informasi dan skill perilaku ODHA masih renda