Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning untuk Meningkatkan Pencapaian Konsep Matematika pada Siswa Kelas X SMA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menghasilkan model pembelajaran blended learning untuk meningkatkan pencapaian konsep matematika yang memenuhi kriteria layak pada siswa kelas X SMA, dan (2) menghasilkan model pembelajaran blended learning untuk meningkatkan pencapaian konsep matematika yang memenuhi kriteria efektif pada siswa kelas X SMA. Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sewon, Yogyakarta, dengan menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Tahapan penelitian ini terdiri atas: (1) perencanaan, (2) desain, dan (3) pengembangan. Proses perencanaan yaitu melakukan analisis kebutuhan, mendefinisikan ruang lingkup materi, dan mengumpulkan sumber, membuat kerangka konseptual model dan membuat draf silabus dan RPP materi trigonometri. Proses desain yaitu membuat desain model pembelajaran, desain pembelajaran, desain silabus dan RPP, flowchart model, dan desain e-learning. Proses pengembangan yaitu mengembangkan model pembelajaran, evaluasi formatif alpha testing (validasi produk oleh para ahli), revisi pertama, evaluasi formatif dengan beta testing, revisi akhir, evaluasi sumatif dengan mengadakan pre tes dan pos tes dan angket kepada 30 siswa pengguna model pembelajaran blended learning. Subjek uji coba berjumlah 69 siswa: terdiri dari 9 siswa pada evaluasi formatif beta testing, 30 siswa pada evaluasi sumatif (kelompok eksperimen), dan 30 siswa sebagai kelompok kontrol. Data dikumpulkan melalui lembar evaluasi dari para ahli dan siswa. Selanjutnya, data dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) ditinjau dari aspek komponen perencanaan pembelajaran, 78,34% masuk kategori layak, dan aspek kunci model pembelajaran, 79% masuk kategori layak menurut ahli model pembelajaran; (b) ditinjau dari aspek dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran, 85% masuk kategori sangat layak, dan aspek komponen sistem pembelajaran, 87% masuk kategori sangat layak; dan (c) hasil angket beta testing 89,26% masuk kategori sangat layak. Hasil tersebut menunjukkan bahwa produk model pembelajaran blended learning yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai model pembelajaran. Pembelajaran dengan model tersebut terbukti efektif dilihat dari: (a) adanya perbedaan antara hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu rata-rata nilai pos tes 1 kelompok eksperimen sebesar 79,67 sementara kelompok kontrol sebesar 70,33 , dan rata-rata nilai pos tes 2 kelompok eksperimen sebesar 93,33 sementara kelompok kontrol sebesar 76,67; (b) rata-rata nilai pos tes 1 dan pos tes 2 kelompok kontrol 75; dan (c) hasil angket evaluasi sumatif kelompok eksperimen, 86,44% masuk kategori respon siswa sangat positif