Tinjauan Yuridis terhadap Kasus Persetubuhan yang Dilakukan oleh FA terhadap Anak Ditinjau dari Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Tujuan Penulisan jurnal ilmiah ini adalah sebagai suatu syarat untuk kelulusan dan mendapatkan gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Surabaya. Tujuan Praktis dari penulisan skripsi ini untuk dapat mengetahui Apakah FA yang melakukan perbuatan persetubuhan terhadap anak di bawah umur dapat dipertanggungjawabkan secara pidana ditinjau dari Pasal 293 Undang-Undang Hukum Pidana. Diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pelaku melakukan per buatan persetubuhan dengan korban dimana korban masih dibawah umur sebagai mana dijelaskan dalam penjelasan Pasal 81 ayat (2) UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sebagai suatu usaha menggerakan anak untuk melakukan perbuatan persetubuhan layaknya suami-istri dengan cara yang melawan hukum. Tindakan pelaku melanggar Pasal 293 ayat (1) Undang-undang Hukum Pidana, sehingga telah memenuhi unsur perbuatan melanggar hukum. Pelaku telah dewasa dan cakap untuk melakukan perbuatan hukum pada saat melakukan tindak pidana tersebut, pelaku dianggap telah mampu untuk membeda-bedakan antara perbuatan baik dan buruk, sehingga unsur mampu bertanggungjawab telah terpenuhi. Pelaku menghendaki dan mengerti akan akibat dari tindak pidana tersebut, sehingga unsur kesalahan (dengan sengaja) terpenuhi. Tindakan pelaku dilakukan dengan penuh kesadaran bukan karena adanya daya paksaan, sehingga tidak ada alasan pemaaf. Oleh karenanya pelaku dapat dikenakan pertanggungjawaban pidana atas tindakannya tersebut