PENAFSIRAN SURAT AL-KAUSAR MENURUT JALALUDIN RAKHMAD

Sulit dibayangkan sekiranya umat Islamtidak memiliki al-Qur'an. Padahal mereka adalah umat terakhir, umat yang diutus Allah sebagai saksi atas perbuatan semua manusia, dan umat terbaik yang rasulnya menjadi rahmatan til 'alamin atau sulit dibayangkan sekiranya al-Qur'an yang ada di tangari umat Islam ini bukan berasal dari "tangan" Zat Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang gaib dan yang zahir. Al-Kausar merupakan salah satu surat terpendekdalam al-Qur'an dari surat­ surat yanglain, tetapi mengandung makna mendalam yaitu hubungan sejarah penyembelihan dan pengorbanan seorang hamba sebagai bukti ketaatan atas perintah­ Nya. AI-Kausarjuga mempunyai makna yang berimplikasi pada kehidupan sosial. Ialaluddin Rakhmat adalah adalah seorang yang dilahirkan dari golongan tradisional (baca: sunni) akan tetapi ia dibesarkan dalam tradisi modem. dri gabungan dua tradisi itukemudian memunculkan anggapan bahwa ia merupakan seorang syi'ah akan tetapi anggapan ini di bantah secara tegas olehnya bahwa ia adalah seorang susyi (sunni wa Syi'i). Karena ia tidak mau salah satu aliran"dilecehkan" tapi ia ingin menjunjung tinggi keduanya karena semuanya saling melengkapi kebenaran walaupun kebenaran itu bersifat semu. Ialaluddin Rakhmat juga merupakan seorang ahli dalam bidang sastra (baca: Komunikasi) yang mencoba menguak ayat-ayat Tuhan khususnya surat Al-Kausar untuk bisa dipahami oleh umat manusia. Walaupun demikian bukan berarti ia tidak menggunakan sistematika ilmu tafsir dalam menjelaskan ayat-ayat tersebut, seperti metode maupun bentuk yang ia pakai. Melalui penafsirannya tentang surat Al-Kausar kemudian muncul permasalahan bagaimana dan apa metode, bentuk, corak dan karakteristiknya? Dalam penyelesaian permasalahan ini digunakanlah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis dalam penulisan ini mencoba menguraikan dan menjelaskan penafsiran Ialaluddin Rakhmat tentang surat Al-Kausar serta tidak lupa pula tentang analisa penafsiran Ialaluddin Rakhmat. Dengan metode ini, muncullah bahwa metodenya tahlili, bentuk bi al-ma'sut, corak teologis dan karakteristiknya sederhana yang tercakup dalam kesimpulan