Banja dalam Kacamata Perubahan (Studi Kasus Nagari Pinaga Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat)

ABSTRAK Ihsana Yogyva. Bp 1210822004. Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Andalas 2017. Skripsi ini berjudul “Kompleksitas Banja dalam Transformasi Masyarakat, Studi Antropologi tentang Perubahan Pola Pemanfaatan Banja dalam Sistem Pengetahuan Masyarakat, Nagari Pinaga, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat” Pembimbing I Dr. Maskota Delfi, M. Hum dan Pembimbing II Fajri Rahman, S.Sos, M.A. Kehidupan manusia terus mengalami perkembangan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik itu dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial. Oleh karena itu manusia butuh sistem pengetahuan untuk menyesuaikan diri. Seiring pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan tersebut mengalami perubahan yang signifikan sehingga melahirkan pengetahuan baru. Akan tetapi perubahan yang terjadi menjadi sebuah sistem yang kompleks dan rumit (kompleksitas) karena segala aspek baik ekonomi, sosial dan budaya saling mempengaruhi satu sama lain. Begitu juga pengaruh perubahan yang berdampak pada sistem pengetahuan terhadap banja. Bagi masyarakat Pinaga sistem pengetahuan terkait banja tidak hanya dinilai dari segi pemanfaatan yang ekonomis, lebih dari itu ada sistem sosial yang telah dibangun sebelumnya yang menjadikan banja sebagai unsur penting bagi masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara mendalam dan pengumpulan data sekunder. Informan penelitian ini dibagi ke dalam dua jenis yaitu informan kunci dan informan biasa. Informan kunci yaitu petani dan perangkat adat yang memiliki informasi mendalam tentang pengetahuan terhadap banja, dan informan biasa peneliti memilih perangkat Nagari Pinaga dan masyarakat biasa yang sedikit banyak beraktivitas di lingkungan banja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan terkait pemanfaatan banja tergambar dalam istilah lokal yaitu”kayu gadang sakek rambaian ujuang tanjaung talingkok ngarai” yaitu sistem pengetahuan dimana masyarakat meyakini bahwa pada lingkungan banja terdapat banyak kehidupan baik itu yang dapat dirasakan (fisik) maupun tidak dirasakan (non fisik). Kehidupan non fisik tersebut dikenal dengan istilah jumalang. Hal itu terbentuk dalam wujud (entitas) ekonomi, sosial, dan budaya. Perubahan yang muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah pola perilaku masyarakat dalam pengelolaannya. Hal ini menjadi rumit karena perubahan tersebut tidak hanya merambah pada ruang publik, melainkan sampai pada ruang privat. Kata kunci: kompleksitas, banja, sistem pengetahuan, ABSTRACT Ihsana Yogyva. Bp 1210822004. Anthropology Department of the Faculty of Social Sciences, Political Sciences of Andalas University 2017. This thesis is titled "Banja Complexity in Community Transformation, Anthropological Studies of Changing Patterns of Banja Utilization in Community Knowledge Systems, Nagari Pinaga, Pasaman District, West Pasaman District" Advisor I Dr. Masota Delfi, M. Hum and Supervisor II Fajri Rahman, S.Sos, M.A. Human life continues to develop to adjust to its environment, both with the natural environment and social environment. Therefore humans need a knowledge system to adapt. Along with the rapid development of science and technology, the environment experienced significant changes that gave birth to new knowledge. But the changes that occur become a complex and complex system (complexity) because all aspects of both economic, social and cultural influence each other. Likewise the effect of changes that have an impact on the system of knowledge towards banja. For the Pinaga community, the knowledge system of banja in terms of economic utilization, moreover there is a social system that has been developed beforehand which makes banja an important element for the community. This study uses qualitative methods with techniques for collecting data on observation, in-depth interviews and secondary data collection. The informants of this study were divided into two types, namely key informants and ordinary informants. Key informants are farmers and customary tools who have in-depth information about knowledge about banja, and ordinary informants, researchers choose the device of Nagari Pinaga and ordinary people who are more active in the banja environment. The results showed that knowledge related to the use of banja was illustrated in local terms, namely "kayu gadang sakek rambaian ujuang tanjuang talingkok ngarai" which is a knowledge system where people believe that in the environment there banja can be many lives that can be felt (physical) or not felt (non physical ) Non-physical life is known as jumalang. It is formed in economic, social and cultural entities. Changes that arise along with the development of science and technology have changed the pattern of people's behavior in their management. This becomes complicated because these changes do not only extend to the public space, but also to the private space. Keywords: complexity, banja, knowledge syste