MANAJER PEREMPUAN DI RIAU TELEVISI: SUATU STUDI KESETARAAN GENDER

v ABSTRAK Donny Haris, 1420812006. Program Magister Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas. Judul Tesis: Manajer Perempuan Di Riau Televisi: Suatu Studi Kesetaraan Gender. Pembimbing I, Dr. Jendrius, M.Si., Pembimbing II, Prof. Dr. Afrizal, MA. Membahas tema perempuan dan media massa dapat dilakukan dengan melihat posisi perempuan dalam pengelolaan media massa. Beijing Platform for Action tahun 1995, memunculkan kesadaran bahwa media massa memberikan kontribusi sangat besar dalam pemberdayaan dan pemajuan perempuan. Namun ironis, masih terdapat keterbatasan akses perempuan menempati posisi penting dan pengambilan keputusan dalam pengelolaan media massa. Dari 12 posisi pimpinan divisi di Riau Televisi, hanya terdapat empat perempuan yang menempati posisi manajer. Oleh sebab itu, penelitian ini mengkaji penjelasan di balik mengapa hanya empat perempuan yang menempati posisi sebagai manajer di tengah dominasi laki-laki. Penelitian ini memiliki tujuan menyajikan gambaran empat perempuan yang menduduki posisi manajer, dan menggambarkan penyebab perempuan menduduki posisi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, pengamatan dan pengumpulan dokumen. Informan penelitian dipilih dengan menggunakan teknik disengaja. Empat informan penelitian adalah karyawan perempuan yang menduduki posisi manajer. Teori yang digunakan adalah Teori Strukturasi Anthony Giddens. Melalui penelitian ini dapat dijelaskan bahwa substansi penelitian ini bukan pada keberadaan empat karyawan perempuan di posisi manajer, melainkan adanya kesadaran, kesetaraan, dan perlakuan yang memperlakukan sama karyawan laki-laki dan perempuan dalam menempatkan mereka di posisi manajer dalam pengelolaan media massa. Selain itu, adanya kepercayaan dari direktur utama bahwa empat karyawan perempuan ini berpengalaman dan mampu menempati posisi manajer bukan karena mereka perempuan ataupun karena belas kasihan berupa sekadar berbagi posisi manajer. Dengan demikian, hal ini sekaligus menunjukkan tidak ada rintangan atau norma yang menghalangi karyawan perempuan untuk menduduki posisi tersebut. Masa kerja bertahun-tahun menjadikan empat karyawan perempuan ini berpengalaman, memiliki kemampuan dan berprestasi yang dijadikan sebagai pertimbangan mengagkat mereka menjadi manajer. Tingkat pendidikan tidak menjadi penghalang bagi keempat karyawan perempuan untuk menempati posisi tersebut. Dua dari empat manajer perempuan di dalam penelitian ini, ternyata hanya tamat sekolah menengah atas, dua manajer lainnya sarjana. Diantara yang sarjana, satu orang yang relevan dengan divisi yang dipimpinnya. Kata kunci: manajer perempuan, gender, media massa, kesetaraan gender