UPAYA MEWUJUDKAN PERILAKU SEHAT KOLEKTIF PADA PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Akhir-akhir ini para ahli dan praktisi menekankan konsep pemberdayaan sebagai sebuah upaya memampukan komunitas dalam pembangunan. Di Indonesia upaya pemberdayaan komunitas tersebut telah dilakukan sejak awal kemerdekaan dengan berbagai macam program. Kemudian pemaknaan konsep pemberdayaan bergeser pada pemberdayaan dalam artian mengubah perilaku. Tujuan penelitian adalah; 1) Mendeskripsikan strategi untuk mengubah perilaku sehat kolektif; 2) Mendeskripsikan respon komunitas dengan adanya program STBM; 3) Mendeskripsikan multi stakeholder yang berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat pada program STBM. Manfaat penelitian adalah; 1) Dapat memperkaya referensi tentang praktik pemberdayaan masyarakat dan pengorganisasian masyarakat pada sektor kesehatan yang tumbuh secara partisipatif. Kemudian penelitian ini akan menyumbang penggunaan Teori Konstruksi Sosial Berger untuk menganalisis pemberdayaan dan membingkai praktik-praktik social pemberdayaan; 2) Sebagai bahan informasi dan pedoman bagi Barenlitbang, DinasKesehatan, Pokja AMPL, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Daerah dan Kominfo Kabupaten Solok serta instansi terkait tentang keberhasilan pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), juga sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan untuk mengevaluasi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) agar pelaksanaannya dapat lebih baik lagi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif dan menggunakan teori Perter L. Berger yang menjelaskan tentang Konstruksi Sosial. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan PKBI Sumatera Barat melakukan resosialisi melalui pemberdayaan yang komprehensif. Komunitas merespon program dengan sangat baik. Multi stakeholder yang berkontribusi selama kegiatan berlangsung yaitu pemerintahan daerah, pemerintahan nagari, komunitas dan perusahaan. Bentuk keterlibatannya berupa finansial, tenaga dan pemikiran yang ketiganya saling berhubungan. Perubahan yang terjadi di Nagari Batang Barus dipandang sebagai hasil realitas yang dikonstruksi dan dibangun bersama-sama menuju kearah realitas eksternal dan bergeser kearah objektivikasi yang dibuat, diterima menjadi realitas baru dan dipatuhi