PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP HAK ANAK SEBAGAI PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SATUAN RESERSE NARKOBA KEPOLISIAN RESOR KOTA PADANG

ABSTRAK Anak sebagai subjek hukum juga memiliki hak-hak tertentu. Di dalam sistem peradilan pidana anak, anak memiliki hak-hak tertentu pada proses peradilan pidana. Salah satu hak anak dalam proses peradilan pidana adalah hak untuk tidak ditahan kecuali sebagai upaya terkhir sebagaimana diatur dalam Pasal 3 huruf G Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dikaitkan dengan kasus penyalahgunaan narkotika oleh anak, hak anak untuk tidak ditahan kecuali sebagai upaya terakhir seringkali terabaikan. Upaya diversi yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukannya penahanan terhadap anak justru seringkali tidak dilakukan dan diabaikan. Permasalahan yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah: (1) Bagaimana pelaksanaan perlindungan terhadap hak anak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika di satuan reserse narkoba kepolisian resor kota padang?, (2) Apa saja kendala dalam pelaksanaan perlindungan terhadap hakanak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika di satuan reserse narkoba kepolisian resor kota padang, (3) Apa saja upaya untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan perlindungan terhadap hak anak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika di satuan reserse narkoba kepolisian resor kota padang? Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini bersifat yuridis sosiologis. Adapun hasil penelitian terhadap pelaksanaan perlindungan terhadap hak anak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika di satuan reserse narkoba kepolisian resor kota padang yaitu perlindungan terhadap hak anak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika yakni perlindungan atas hak anak untuk tidak ditahan kecuali sebagai upaya terakhir belum dapat terpenuhi. Kendala dalam pelaksanaan perlindungan terhdap hak anak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Kepolisian Resor Kota Padang terdiri dari kendala internal dan eksternal. Kendala internal diantaranya kekhawatiran bahwa anak akan melarikan diri dan/atau menghilangkan atau merusak barang bukti dan/atau mengulangi tindak pidana lagi selama proses penyidikan berlangsung dan kendala diversi yang tidak dilakukan karena seringkali tidak mencapai kesepakatan. Sedangkan kendala eksternal diantaranya lamanya penelitian pemasyarakatan yang dilakukan oleh BAPAS dan dorongan dari masyarakat untuk segera memproses anak pelaku tindak pidana penyalahguna narkotika agar tidak lagi meresahkan masyarakat. Upaya untuk mengatasi kendala dalam pelaksanaan perlindungan terhadap hak anak sebagai pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkotika terbagi atas upaya mengatasi kendala internal dan eksternal. Upaya mengatasi kendala internal yakni dengan menerapkan aturan wajib lapor 1x24 jam bagi anak penyalahguna narkotika dan mempercepat dilaksanakannya proses diversi bagi anak. Sedangkan upaya dalam mengatasi kendala eksternal yakni meningkatkan sosialisasi terhadap masyarakat tentang perlindungan hak-hak anak dalam proses peradilan pidana sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Kata Kunci: Tindak Pidana, Narkotika, Penyalahgunaan Narkotika, Penahana