Ikatan Sesama Petani dalam Kelompok Tani sebagai Basis pada Proses Perencanaan Penyuluhan Pertanian Tingkat Nagari di Kabupaten Lima Puluh Kota

Semenjak revitalisai pertanian, perencanaan penyuluhan pertanian diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan perencanaan partisipatif. Dalam hal ini, partisipasi petani dibutuhkan pada prosesnya untuk mendapatkan keputusan perencanaan penyuluhan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan petani dan pemerintah. Oleh karena itu, penelitian ini menawarkan sebuah konsep yaitu menjadikan basis ikatan pertalian petani dalam kelompoktani berupa pertalian saparuik, sasuku, sapusako maupun pertalian pertemanan akrab/persahabatan, urang sumando untuk mengoptimalkan partisipasi petani pada proses perencanaan penyuluhan pertanian tingkat nagari / desa. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung dari bulan Januari sampai dengan Mei 2016 di Kabupaten Lima Puluh Kota. Wilayah studi kasus penelitian ini yaitu Nagari Balai Panjang, Tanjuang Gadang, Batu Balang dan Sari Lamak yang ditetapkan dengan teknik purposif. Penelitian ini menggunakan disain mixed methods research yang tergolong kedalam model concurrent embedded strategy dengan jenis penelitiannya berupa studi kasus. Subjek penelitian dipilih dengan mengkobinasikan teknik purposive dan snowball yang terdiri dari informan dan langsung digunakan sebagai responden penelitian berjumlah 27 orang dan ditambah 65 orang petani yang tersebar pada 13 kelompok tani sebagai sumber konfirmasi data. Data kualitatif didapatkan dengan teknik wawancara dan observasi non-partisipant, data kuantitatif didapat dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Data kualitatif dianalisa dengan teknik deskriptif naratif melalui alat analisis interpertatif, sintesis, dan analisis penafsiran data dengan bantuan kategori salah satu bidang sematik yang dipakai oleh Spradley yaitu “alasan X adalah alasan melakukan Y”. Data kuantatif digunakan teknik skor yang dimasukkan kedalam tangga partisipasi Arstein. Penelitian ini menemukan bahwa alasan petani membentuk kelompoktani berbasis ikatan pertalian (saparuik, sasuku, sapusako maupun pertalian pertemanan akrab/persahabatan dan urang sumando) untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan mendapatkan layanan program pemerintah. Kelompok ini terbentuk atas dasar keinginan anggotanya yang difasilitasi oleh penyuluh pertanian. Melalui kelompok ini, proses perencanaan penyuluhan pertanian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan partisipatif. Terdapat hubungan antara ikatan pertalian petani dengan tingkat partisipasinya. Ikatan pertalian petani mendorong mereka secara sadar untuk mau terlibat aktif dalam proses perencanaan penyuluhan pertanian tingkat nagari. Adapun tingkat partisipasi petani pada proses perencanaan penyuluhan pertanian berada pada tingkat tokenism sampai dengan citizen power. Perbaikan yang dihasilkan dari ikatan pertalian petani yaitu terlaksananya setiap tahapan yang melibatkan petani pada proses perencanaan penyuluhan pertanian tingkat nagari untuk mendapatkan data, informasi dan pengambilan keputusan perencanaan di wilayah studi kasus penelitian ini. Kata kunci: partisipasi, ikatan petani, kelompok kemasyarakatan, keputusan perencanaan