PELAKSANAAN FUNGSI PERLINDUNGAN TERHADAP TERUMBU KARANG DI PANTAI SUWARNADWIPA OLEH DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT

Pantai Suwarnadwipa merupakan salah satu kawasan yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan RI sebagai Wilayah Konservasi. Menurut Pasal 28 ayat (1) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, menyebutkan bahwa kawasan konservasi diselenggarakan untuk melindungi ekosistem Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, melindungi biota laut dan habitatnya. Terumbu karang merupakan salah satu biota laut yang penting bagi ekosistem laut. Hal ini dikarenakan fungsi ekologisnya sebagai penyangga kehidupan ekosistem laut. Namun, keberadaan terumbu karang kian terancam seiring dengan berkembangnya bisnis cottage. Seperti kasus perusakan terumbu karang yang dilakukan oleh pengelola Suwarnadwipa Beach Resort, yakni PT Suwarnadwipa Wisata Mandiri (PT SWM) yang membongkar karang langsung dari dasar laut, kemudian dijadikan bahan bangunan cottage seperti dinding dan pondasi. Dalam penulisan skripsi ini, rumusan masalah yang penulis uraikan sebagai berikut : (1) Bagaimana pelaksanaan fungsi perlindungan terhadap terumbu karang di Pantai Suwarnadwipa oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat?, (2) Bagaimana pemulihan fungsi ekosistem terumbu karang di Pantai Suwarnadwipa oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis empiris dengan meneliti bahan kepustakaan dahulu yang dilanjutkan dengan penelitian langsung ke lapangan atau masyarakat. Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah studi dokumen dan wawancara. Kemudian, data yang didapat dianalisis secara kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Perlindungan terhadap terumbu karang yang dilakukan di Pantai Suwarnadwipa oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat dilakukan dalam bentuk pengawasan melalui aksi patroli di kawasan-kawasan yang ditetapkan sebagai zona konservasi laut dan sosialisasi tentang perlindungan terumbu karang yang dilakukan kepada para pelaku usaha kelautan dan perikanan serta masyarakat sekitar di daerah-daerah pesisir. (2) Upaya pemulihan yang dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat terhadap terumbu karang yang rusak di kawasan Pantai Suwarnadwipa dilakukan melalu upaya reboisasi di sejumlah lokasi pesisiran dan transplantasi terumbu karang di kawasan Pantai Suwarnadwipa. Saran yang disampaikan dalam penelitian ini adalah (1) Mendesak Pemerintah Provinsi Sumatera Barat untuk segara menyelesaikan Rancangan Perda tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil untuk memperbaiki persoalan administratif (2) Perlu upaya bersama dalam memulihkan kerusakan terumbu karang yang tak hanya dilakukan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Barat tetapi juga Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat serta melibatkan masyarakat sekitar dan pelaku usaha yang berada di kawasan Pantai Suwarnadwipa. Kata kunci : Fungsi Perlindungan, Terumbu Karang, Dinas Kelautan dan Perikanan