KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DI KOTA PEKANBARU

ABSTRAK KOMUNIKASI PEMASARAN USAHA KULINER DI KOTA PEKANBARU Oleh : Oktri Permata Lani Pembimbing : Dr. Alfan Miko, M. Si dan Dr. Zainal Arifin, M. Hum Kota Pekanbaru merupakan daerah strategis dimana penduduknya yang semakin meningkat dan menjadi kota metropolitan.Keinginan besar para pengusaha kuliner di kota Pekanbaru dalam menjalankan usahanya, mempertahankan dan mengembangkan agar menjadi lebih besar serta kemudian mencapai puncak. Bukan hal yang mudah baginya, tantangan dengan target audience, yang demikian besar, dan persaingan usaha bergerak di bidang kuliner yang ada cukup bersaing dan variatif. Salah satu usaha kuliner yang sempat dan bahkan sedang ramai di perbincangkan adalah usaha kuliner Martabak Djoeragan, Mini Chef dan terakhir Waroenk Baper. Ketiga usaha kuliner ini merupakan kuliner yang menjadi perbincangan masyarakat luas di Kota Pekanbaru. Usaha kuliner ini merupakan usaha kuliner yang sudah lama, akan berkembang dan baru memulai. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengumpulan data yang diperoleh berdasarkan kenyataan data dilapangan melalui pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah 1 Owner Martabak Djoeragan, 1 Manajer dan Owner Mini Chef, 1 leader Waroenk Baper, dan 1 Kepala Bagian Umum Dinas Koperasi UMKM Kota Pekanbaru, serta 14 orang konsumen dari ketiga usaha kuliner yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menganalisa hasil penelitian ini menggunakan teknik analisa data interaktif, sedangkan teknik pemeriksaan keabsahan data melalui perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran usaha kuliner di Kota Pekanbaru melalui kegiatan periklanan, kegiatan promosi penjualan, kegiatan publisitas dan hubungan masyarakat, kegiatan penjualan personal, kegiatan pemasaran langsung, kegiatan acara dan pengalaman Komunikasi pemasaran di hubungkan dengan ekuitas merek di lihat dari kesadaran akan merek dari ketiga usaha kuliner ini dapat terlihat dari konsumennya dapat mengenal, mengingat dan menjadi bahan pertimbangan. Sedangkan ekuitas merek di lihat dari respon akan merek yaitu dapat dilihat kesetian dan loyalitas yang di perlihatkan kosumennya. Hambatan yang di rasakan ketiga usaha kuliner antara ain, keterbatasan komunikasi, keterbatasan biaya modal komunikasi pemasaran, kurangnya tenaga ahli komunikasi pemasaran dan sulitnya izin dari dinas terkait. Sedangkan New Media sangat berperan penting dalam mempertahankan, mengenalkan dan mengembangkan usahanya. Kata Kunci : Komunikasi Pemasaran, Usaha Kuliner Lama, Usaha Kuliner Akan Berkembang, Usaha Kuliner Baru Memulai, Ekuitas Mere