ANALISA KEMAMPUAN MEMBAYAR (ABILITY TO PAY) , KEMAUAN MEMBAYAR (WILLINGNESS TO PAY) DAN PEMILIHAN MODA CALON PENGGUNA JASA KERETA API BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU DENGAN METODA STATED PREFERENCE

ABSTRAK Dengan adanya rencana pengoperasian kereta api pusat kota Padang – bandara Minangkabau, sehingga dalam menetapkan tarif kereta api bandara perlu mempertimbangkan kemampuan membayar (Ability to Pay, ATP) dan kemauan membayar (Willingness to Pay, WTP) calon pengguna (user) kereta api bandara dan juga menganalisa kompetisi pemilihan moda antara kereta api dengan moda yang lama (bus Damri). Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ATP dan WTP, memberikan rekomendasi besaran tarif yang sesuai bagi pengguna, membuat suatu model pemilihan moda dan melihat sensitivitas tarif, waktu perjalanan dan headway terhadap probabilitas pemilihan moda. Hal ini penting dilakukan karena diperlukan untuk beberapa kebijakan yang akan diterapkan. Konstribusi penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat dan PT KAI dalam penentuan tarif dan kebijakan lainnya. Penelitian ini menggunakan metode survei untuk mendapatkan data primer. Survei dilakukan dengan penyebaran kuesioner karakteristik sosial ekonomi, kuesioner ATP dan kuesioner WTP dan probabilitas pemilihan moda dengan memberikan 8 skenario perjalanan kereta api dan bus Damri dengan variabel tarif, waktu tempuh dan headway. Analisa ATP menggunakan metoda household budget, analisa WTP dan probabilitas pemilihan moda menggunakan metoda Stated Preference (SP). Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata ATP lebih besar dari nilai rata-rata WTP, nilai ATP dan WTP bervariasi dari segi sosio ekonomi. ATP yang paling rendah berdasarkan pekerjaan adalah pensiunan yaitu sebesar Rp. 94.424, dan nilai ATP yang lebih tinggi yaitu pegawai swasta sebesar Rp. 348.068. Untuk pendapatan > 15 juta mempunyai nilai ATP yang paling tinggi sebesar Rp. 247.622 dan nilai ATP berdasarkan jumlah keluarga yang ditanggung semakin banyak anggota keluarga yang ditanggung responden semakin rendah nilai ATP nya. Nilai WTP responden berdasarkan jenis pekerjaan, responden yang mempunyai nilai WTP tertinggi yaitu PNS sebesar Rp 35.321, dan WTP yang terendah yaitu ibu rumah tangga Rp. 33.023. WTP berdasarkan jenis pendapatan responden WTP yang terendah yaitu untuk pendapatan > 15 juta sebesar Rp 34.167 dan WTP yang tertinggi yaitu untuk pendapatan Rp 10 – Rp 15 juta sebesar Rp. 35.833. WTP berdasarkan jumlah keluarga yang ditanggung responden yaitu dengan jumlah tanggungan 2 orang WTP yang terendah sebesar Rp 34.214, dan WTP yang tertinggi yaitu dengan jumlah tanggungan 3 orang Rp. 35.827.. Nilai tarif maksimum yang direkomendasikan sebesar Rp. 45.000. Model pemilihan moda untuk angkutan ke bandara antara kereta api dan bus Damri adalah (UKA-UBus) = - 0.29 – 0.165.X1 – 0.041.X2 - 0.439.X3 ( R = 0,03) dimana X1 adalah Δcost, X2 adalah Δwaktu tempuh dan X3 adalah ΔHeadway. Dari hasil uji sensitivitas dilakukan perubahan terhadap atribut tarif dikurangi Rp. 5000 maka probabilitas kereta api naik sebesar 2 %, untuk waktu tempuh apabila waktu tempuh dikurangi 5 menit maka probabilitas kereta api naik sebesar 4.5 %, dan untuk headway keberangkatan apabila dilakukan pengurangan headway kerata api 15 menit maka probabilitas kereta api meningkat sebanyak 2,5 %. Kata kunci : Kemampuan Membayar, Kemauan Membayar, Stated Preference, Analisis Pemilihan Mod