Rancangan Organisasi Klaster Logistik Bencana di Sumatera Barat

Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah rawan bencana, hal ini dikarenakan letak geografis dan geologisnya yang terletak pada cincin apipegunungan dunia serta tempat bertemunya 3 lempengan yaitu Asia, Australia dan Pasifik, dengan kata lain ketika cincin api serta lempengan tersebut beraktifitas secara langsung dapat menyebabkan terjadinya bencana di Indonesia dengan skala besar maupun skala kecil. Klaster logistik merupakan suatu klaster yang berperan penting dalam aktivitas penanganan bencana, salah satu komponen utama agar suatu aktivitas penanggulangan bencana dapat berjalan dengan baik dilihat dari pelaksanaan sistem logistik bencananya. Penanganan bencana dalam hal logistik selalu menghadapi permasalahan yang kompleks, namun metode serta penelitian yang ada masih sangat terbatas (Bintoro, 2012). Provinsi Sumatera Barat sendiri merupakan daerah rentan bencana, akan tetapi berdasarkan data history penanganan bencana masih ada bantuan yang tidak tepat waktu dan sulitnya mengumpulkan data informasi korban bencana, hal ini berhubungan dengan tingkat hubungan koordinasi antar lembaga yang terkait. Untuk menyelesaikan masalah hubungan koordinasi tersebut perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan ISM (Interpretive Structural Modeling) dengan harapan dapat mengetahui hubungan kepentingan yang saling berpengaruh antar unit didalam klaster logistik agar koordinasi dapat diproses dengan cepat, tepat, serta dapat dipertanggung jawabkan dan menjamin pelayanan publik tersalurkan dengan baik, serta dapat memberikan bentuk struktur organisasi yang lebih ideal. Penelitian ini dilakukan dengan menghitung pengaruh antar lembaga yang ada pada klaster logistik yang dituangkan kedalam kuesioner. Kuesioner yang dirancang kemudian divalidasi oleh pihak expert, setelah dilakukan validasi, kuesioner tersebut disebarkan ke lembaga-lembaga yang terlibat dalam klaster logistik sebanyak 6 responden, selanjutnya hasil dari kuesioner yang diolah menggunakan metode Interpretive Structural Modeling (ISM). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, model struktur yang dirancang terbagi atas 3 level. Level pertama mencakup 4 lembaga yaitu Dinas Kesehatan, PMI, LSM/NGO serta Dishubkominfo Provinsi Sumatera Barat, Level kedua terdiri dari 1 lembaga, yaitu Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat dan level ketiga terdapat 1 lembaga, yaitu BPBD Provinsi Sumatera Barat. Level yang memiliki pengaruh terbesar merupakan level ketiga. Selanjutnya desain organisasi klaster logistik yang didapat merupakan struktur organisasi matriks yang disusun berdasarkan peranan masing-masing lembaga. Kata Kunci: Bencana, Interpretive Structural Modeling (ISM), Klaster Logistik, Koordinas