Aktivitas Kepariwisataan di Objek Wisata Danau Kerinci (1999 - 2016

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang sejarah pariwisata Kerinci dengan fokus penelitian mengenai aktivitas kepariwisataan di Objek Wisata Danau Kerinci (OWDK). Sesuai dengan fokus penelitian, maka penulisan ini diberi judul “Aktivitas Kepariwisataan di Objek Wisata Danau Kerinci (1999 – 2016)”. Adapun metode yang digunakan selama penelitian adalah metode sejarah. Metode sejarah terdiri dari empat tahapan yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Tahapan heuristik dimulai dengan pengumpulan data tertulis dan dokumen atau arsip, kemudian sumber lisan didapat melalui beberapa wawancara. Semua data yang diperoleh kemudian dikritik secara intern dan ekstern. Selanjutnya dilakukan interpretasi yaitu merangkai fakta-fakta yang telah diperoleh menjadi suatu kesatuan makna. Tahapan terakhir adalah penulisan sejarah yang dikenal dengan istilah historiografi. Pemerintah daerah Kabupaten Kerinci memiliki keleluasaan lebih untuk memanfaatkan sumber daya alam daerahnya semenjak dikeluarkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah. Dari penulisan ini dapat diketahui usaha-usaha yang dilakukan pemerintah daerah untuk mewujudkan pariwisata Danau Kerinci menjadi lebih baik. Pemerintah daerah Kabupaten Kerinci telah berusaha maksimal untuk pengembangan OWDK.Salah satu kebijakan yang dilakukan adalah dengan menyelenggarakan acara festival bertaraf nasional yaitu Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci (FMPDK). Penyelenggaraan FMPDK adalah kebijakan terbesar sebagai upaya pengembangan OWDK. Acara tahunan sejak 1999 yang telah menjadi event nasional oleh Kementerian Negara Pariwisata dan Kesenian ini terbukti dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Tentu hal ini dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pengembangan OWDK adalah lokasi yang cukup strategis karena berada di perlintasan utama Kota Sungai Penuh menuju Kota Bangko dan Jambi dan budaya dan juga kehidupan masyarakat setempat yang unik. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya pengelolaan objek wisata, terbatasnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang kepariwisataan, serta prasarana dan sarana di lokasi yang kurang memadai. Keyword: Kerinci, pariwisata, Danau Kerinci