Studi Tentang Kondisi Hutan dan Pengelolaan Hutan Larangan Nagari Paru

Penunjukan dan pengelolaan hutan lindung di Nagari Paru sebagai rimbo larangan menarik dikaji hal ini karena berbagai pertimbangan masyarakat dipimpin oleh pemuka masyarakat berkomitmen mempertahankan dan melindungi hutan dengan fokus pada menjaga kelangsungan fungsi perlindungan hutan. Penelitian ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan tentang kondisi ekosistem rimbo larangan, perbandingan efektifitas pengelolaan rimbo larangan dengan konteks kekiniannya, dan analisis keberlanjutan fungsi rimbo larangan. Penelitian ini dilakukan di rimbo larangan Nagari Paru Kecamatan Sijunjung Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat pada bulan April 2015 - Juni 2015. Dalam pelaksanaan penelitian dilakukan pembuatan petak sampel pengukuran vegetasi di Rimbo Larangan dan penyebaran kuistioner kepada masyarakat dan tokoh kunci di Nagari Paru untuk mendapatkan gambaran tentang pengelolaan hutan Rimbo Larangan oleh masyarakat. Hasil penelitian terhadap vegetasi rimbo larangan menunjukkan bahwa saat penelitian dilakukan, kondisi ekosisitem rimbo larangan masih dapat dikategorikan cukup baik, hal ini ditandai dengan jenis tanaman hutan yang mendominasi tegakan di rimbo larangan masih cukup banyak seperti jenis Kalek (Eugenia sp.), Madang (Litsea sp.), Tengkawang (Shorea sp.), Bintangua (Calophyllum sp.), Balam, Nyatuah (Palaquium sp.), Pitatal, Timbalun (Parashorea lucida), Paniang-paniang (Liptocarpus sp.), Rangeh (Gluta rengas) yang merupakan jenis yang umum di temui di hutan daerah Paru. Penemuan jenis satwa indikator juga menegaskan kesehatan ekosistem hutan di daerah ini. Dari hasil penelitian di Nagari Paru, beberapa faktor penting yang merupakan faktor pembentuk terealisasinya hutan rimbo larangan Nagari Paru adalah Kesadaran dan motivasi untuk melindungi hutan, aktor dan kedudukan aktor, adanya dukungan dari berbagai pihak, kondisi sosial ekonomi masyarakat yang mendukung, efektifitas pelaksanaan pengelolaan rimbo larangan. Kata kunci: Rimbo Larangan, pengelolaan hutan, pengelolaan hutan oleh masyarakat, keberlanjuta