Analisa Pola Kemitraan Restorasi Ekosistem PT REKI dengan Masyarakat Batin Sembilan di Kabupaten BatangHari Provinsi Jambi

Kesalahan dalam pengelolaan hutan yang selama ini lebih bersifat sentralistik dan hanya mementingkan aspek ekonomis sehingga memicu terjadinya degradasi dan deforestasi hutan. Hutan di eksploitasi secara berlebihan tanpa memperhatikan kelestarian yang berdampak juga kepada penghidupan masyarakat yang hidup di dalam dan disekitar hutan, oleh karena itu diperlukan pengelolaan hutan yang lebih mementingkan kelestarian lingkungan dengan memberdayakan masyarakat setempat sebagai mitra pembangunan hutan melalui kemitraan kehutanan. PT REKI selaku pemegang konsesi IUPHHK-RE dg areal konsesi seluas 98.555 ha di Sumsel dan Jambi melakukan kegiatan restorasi ekosistem dengan mengikutsertakan masyarakat Batin Sembilan dalam pengelolaan hutan melalui bentuk kemitraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan kegiatan PT REKI di Zona Pengelolaan Hutan Harapan meliputi enam zona pengelolaan. Mengidentifikasi penghidupan Masyarakat Batin Sembilan terkait Hutan Harapan, dan menganalisis pola kemitraan antara PT REKI dan penghidupan masyarakat Batin Sembilan. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 (satu) bulan terhitung dari bulan April sampai dengan Mei 2016, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer dan data skunder. Analisa data menggunakan reduksi data, paparan data serta penarikan kesimpulan dan verifikasi menggunakan triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kegiatan PT REKI di masing – masing zona Hutan Harapan meliputi: Penanaman dan pemeliharaan, serta Perlindungan dan Patroli Hutan di Zona Konservasi dan zona Restorasi Kayu Bernilai Tinggi. Kegiatan di Zona Restorasi HHBK Intensif adalah Penanaman dan pemeliharaan, Perlindungan dan Patroli Hutan, serta Pembersihan dari spesies invasif, kegiatan di zona kolaborasi meliputi Penanaman dan pemeliharaan, Perlindungan dan Patroli Hutan, serta Pemasaran HHBK, kegiatan di Zona Restorasi Tanaman Kehidupan adalah Penanaman dan Pemeliharaan, serta Pemasaran HHBK dan kegiatan di zona infrastruktur adalah Persemaian, Pelayanan Kesehatan Gratis, dan Pendikan Gratis (Sekolah Besamo).Sedangkan pola penghidupan masyarakat Batin Sembilan yang dominan adalah mengambil HHBK, setelah itu bidang usaha pertanian dan dagang serta bekerja di perusahaan, buruh dan memungut sawit. Kemitraan hanya terjadi di zona restorasi tanaman kehidupan, dengan pola kemitraan produktif (saling menguntungkan) untuk empat kelompok kecuali kelompok Simpang Macan Dalam melalui bentuk kegiatan subtitusi dan komplementer. Kegiatan subtitusi melalui persemaian/ pembibitan, penanaman dan pemasaran HHBK sedangkan komplementer melalui kegiatan pemeliharaan. Pola kemitraan Kontraproduktif (tidak saling menguntungkan) terjadi pada Kelompok Simpang Macan Dalam dengan kegiatan konflik untuk semua kegiatan. (Kata kunci : Restorasi Ekosistem, Pola Kemitraan, Masyarakat Batin Sembilan