Aktivitas Kemaritiman Masyarakat di Sekitar Pantai Tiku Kabupaten Agam Tahun 1970-2016

ABSTRAK Skripsi ini berjudul ”Aktivitas Kemaritiman Masyarakat di Sekitar Pantai Tiku Kabupaten Agam Tahun 1970-2016”. Penelitian ini membahas mengenai aktivitas masyarakat di sekitar Pantai Tiku dengan menyelidiki proses dan teknik pembuatan perahu, usaha perbaikan perahu, menangkap ikan dan alat tangkap yang digunakan serta pengaruh objek wisata pantai terhadap kehidupan masyarakat di sekitar pantai Tiku. Masyarakat Kecamatan Tanjung Mutiara yang tinggal di kawasan pantai memiliki kehidupan yang tergantung pada hasil laut seperti masyarakat Nagari Tiku Selatan dan Nagari Tiku V Jorong. Jauh sebelum tahun 1970-an masyarakat Tiku sudah aktif bekerja pada aktivitas kelautan, namun masih menggunakan alat transportasi yang sederhana yaitu perahu. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari 4 tahap, pertama heuristik (pengumpulan data), pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan dan wawancara dilapangan. kedua kritik, baik kritik ekstern maupun kritik intern, kritik ekstern ditujukan untuk melihat keautentikan atau keaslian sumber yang digunakan, kritik intern dengan menilai keakuratan atau mengamati dan menganalisa dokumen yang digunakan, ketiga interpretasi (penafsiran sumber) dan keempat historiografi (penulisan hasil penelitian). Aktivitas kemaritiman masyarakat sekitar Pantai Tiku khususnya masyarakat yang tinggal di Nagari Tiku Selatan dan Nagari Tiku V Jorong tidak hanya didominasi pekerjaan sebagai nelayan, mengeringkan ikan dan sebagainya. Namun, ada juga yang bekerja pada usaha pembuatan perahu, bengkel perahu atau mengulang pengecatan perahu. Pembuatan perahu nelayan di Tiku dilakukan oleh nelayan secara individu atau berupa industri rumah tangga serta pembuatannya berada di pusat-pusat pemukiman nelayan atau di pesisir pantai. Pembuatan perahu di Tiku masih bersifat tradisional khususnya pembuatan perahu di Muaro Putuih masih dilakukan dengan cara mengorek bagian batang kayu untuk dijadikan sebuah perahu. Sedangkan pembuatan perahu di Pasir Tiku dilakukan dengan cara membuat rangka perahu atau lunas dan dipasang papan mengikuti kerangka perahu. Pada tahun 1980-an usaha pembuatan perahu mengalami penurunan. Hal ini disebabkan semakin langkanya kayu yang dibutuhkan nelayan dalam pembuatan perahu. Selain memiliki hasil laut yang melimpah, Tiku juga mempunyai potensi alam yang indah untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Sebelum tahun 1999 kawasan pantai di Kecamatan Tanjung Mutiara hanya dijadikan sebagai tempat nelayan menangkap ikan dan menyandarkan perahu. Namun, setelah tahun 1999 kawasan pantai di Kecamatan Tanjung Mutiara telah mendapat perhatian dari pemerintah, seperti kawasan pantai di Nagari Tiku Selatan yaitu Pantai Bandar Mutiara pada tahun 1999 ditetapkan sebagai kawasan objek wisata dan pada tahun 2015 kawasan pantai Pasir Tiku juga ditetapkan sebagai kawasan objek wisata. Dengan ditetapkannya kawasan ini sebagai kawasan objek wisata memberikan pengaruh bagi kehidupan masyarakat di sekitar pantai Tiku