ANALISIS SETSUZOKUSHI SHIKASHI DAN KEREDOMO DALAM KUMPULAN CERPEN RASHOMON-HANA KARYA AKUTAGAWA RYUNOSUKE

Kata kunci : Setsuzokushi, Shikashi, Keredomo Setsuzokushi disebut dengan kata sambung atau konjungsi dalam bahasa Indonesia. Setsuzokushi berfungsi untuk menyambungkan kata, frasa, klausa, dan kalimat. Salah satu contoh setsuzokushi adalah shikashi dan keredomo. Setsuzokushi shikashi dan keredomo dalam bahasa Indonesia memiliki arti yang sama yaitu “tapi”. Hal ini menyebabkan kekeliruan bagi pembelajar bahasa Jepang ketika menggunakannya dalam kalimat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode simak/ baca dengan teknik sadap dan teknik catat. Data untuk penelitian ini diperoleh dari kumpulan cerpen karya Akutagawa Ryunosuke yang berjudul Rashoumon, Hana, dan Kesa To Moorito. Tahap analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode agih dengan teknik bagi unsur langsung. Penelitian ini memiliki kesimpulan bahwa shikashi dan keredomo terletak diawal kalimat yaitu antara kalimat pertama dan kalimat kedua. Persamaan kedua setsuzokushi ini adalah terletak diawal kalimat, dan memiliki arti yang sama dengan ‘bagaimanapun’. Perbedaan antara shikashi dan keredomo yaitu shikashi digunakan untuk menunjukkan hal yang awalnya diasumsikan akan terjadi, tapi tidak terjadi dan kalimat berikutnya menunjukkan hasil akhir yang berbeda. Keredomo digunakan untuk menunjukkan hal yang awalnya sudah diakui namun disangkal pada kalimat selanjutnya