UJI DAYA HAMBAT MINYAK ATSIRI KULIT BUAH JERUK NIPIS (CITRUS AURANTIFOLIA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS

Minyak atsiri dari kulit buah jeruk nipis mempunyai sifat antibakteri karena mengandung senyawa golongan monoterpen hidrokarbon dan golongan monoterpen teroksigenasi yang dapat digunakan dalam menghambat bakteri Streptococcus mutans. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat minyak atsiri kulit buah jeruk nipis konsentrasi 100%, 50%, 25%, dan 12,5% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Minyak atsiri dibuat dengan menggunakan teknik destilasi uap dan etanol 96% sebagai kontrol perlakuan. Cakram direndam di dalam kelima kelompok larutan selama 15 menit, kemudian diletakkan pada media Blood Agar yang mengandung bakteri Streptococcus mutans untuk melihat daya hambatnya. Perhitungan daya hambat dilakukan menggunakan kaliper. Hasil penelitian menunjukan bahwa minyak atsiri kulit buah jeruk nipis konsentrasi 100% memiliki daya hambat dengan kategori sangat kuat (diameter rata-rata 21,26 mm), minyak atsiri kulit buah jeruk nipis konsentrasi 50% dan 25% menunjukan daya hambat dengan kategori kuat (diameter rata-rata 19,71 mm dan 15,43 mm), dan minyak atsiri kulit buah jeruk nipis konsentrasi 12,5% menunjukan daya hambat dengan kategori sedang (diameter rata-rata 12,97 mm) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Uji statistik One Way ANOVA menunjukan perbedaan bermakna antar semua kelompok perlakuan dengan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah minyak atsiri kulit buah jeruk nipis mempunyai daya hambat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan konsentrasi yang memiliki daya hambat paling maksimal adalah konsentrasi 100%. Kata kunci : Minyak atsiri kulit buah jeruk nipis, diameter zona hambat, Streptococcus mutans