UPACARA ADAT BAKAUA (Studi Kasus : Nagari Kuncir, Kecamatan X Koto di Atas, Kabupaten Solok)

Nagari Kuncir merupakan salah satu Nagari di Sumatera Barat yang masih kental dengan adat dan kebudayaannya, salah satunya adalah upacara adat bakaua. Upacara adat bakaua merupakan salah satu tradisi tahunan yang dilakukan masyarakat Nagari Kuncir yang bertujuan agar mereka terhindar dari segala sesuatu musibah yang dapat kapanpun menimpa mereka. Tradisi-tradisi seperti ini haruslah tetap dilestarikan dari generasi kegenerasi selanjutnya agar tidak hilang atau diambil oleh pihak lain. Selain itu, upacara-upacara seperti ini juga dapat meningkatkan pariwisata disetiap daerah di Indonesia. Dewasa ini banyak generasi muda terutama di Nagari Kuncir yang tidak mengetahui proses dari upacara adat bakaua tersebut. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses upacara adat bakaua yang dilakukan masyarakat dan manfaat apa saja yang dapat diambil dari upacara adat bakaua. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara terstruktur dan mendalam, serta kepustakaan. Pemilihan informan dilakukan dengan purposive sampling. Ada 20 informan yang terdiri dari 5 orang informan kunci yang merupakan 1 orang ketua KAN, 1 orang wali Nagari, 1 orang pemimpin upacara adat bakaua, 1 orang tokoh adat dan 1 orang tokoh agama di Nagari Kuncir, sedangkan informan biasa terdiri dari 15 orang yang merupakan 5 orang masyarakat berjenis kelamin perempuan yang berusia 40 tahun ke atas, 5 orang berjenis kelamin laki-laki berusia 40 tahun ke atas, dan 5 orang muda-mudi Nagari Kuncir. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upacara adat bakaua merupakan acara tahunan yang dilakukan masyarakat setiap sebelum bulan suci ramadhan dan sebelum memulai bercocok tanam. Upacara terdiri dari dua proses kaua, yaitu kaua ketek dan kaua gadang. Upacara bakaua diadakan ditiga tempat yang berbeda yaitu batu singgulung, bukit batu kuda, dan makam tuanku malanjuang dunia. Proses upacara dapat dilihat dari tujuh unsur kebudayaan. Upacara adat bakaua merupakan kebudayaan tradisional yang masih bertahan di Nagari Kuncir Kabupaten Solok, motivasi ekonomi merupakan yang paling menonjol dalam bertahannya upacara adat bakaua, masyarakat melaksanakan bakaua dengan tujuan agar sistem pertanian yang mereka jalani berjalan dengan lancar dan terhindar dari berbagai hama penyakit guna mendapatkan hasil yang memuaskan. dan yang kedua adalah motivasi budaya masyarakat yang turun temurun dari zaman nenek moyang agar tidak hilang. Kurangnya pengetahuan remaja muda-mudi terhadap upacara adat bakaua saat sekarang ini akan menjadi faktor utama yang akan membuat kebudayaan tradisional seperti upacara adat bakaua menjadi memudar bahkan hilang dimasa yang akan datang. Untuk itu menanamkan nilai-nilai budaya tradisional dengan memberi pengetahuan sejak dini terhadap anak-anak sebagai regenerasi akan menjadi efektif untuk mempertahankan kebudayaan-kebudayaan tradisional dimasa yang akan datang