FAKTOR DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 7-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGALO KOTA PADANG TAHUN 2014

Keberadaan balita stunting merupakan indikasi besarnya masalah kesehatan di masyarakat, karena berkaitan erat dengan meningkatnya resiko morbiditas dan mortalitas, hambatan pertumbuhan, hambatan perkembangan motorik dan mental serta penurunan kemampuan fisik anak. (Atmarita, 2005). Pertumbuhan linear yang tidak mencapai rerata atau median pertumbuhan untuk kelompok umur dan jenis kelaminnya, didefenisikan oleh National Center of Health Statistic Amerika Serikat (NCHS) sebagai malgizi (malnutrition). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan stunting pada Balita usia 7-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Kota Padang tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain case control. Sampel penelitian ini adalah balita 7-59 bulan sebanyak 112 orang dimana 56 balita normal dan 56 balita stunting. Pengambilan sampel dengan teknik Purposive Sampling. Analisa data dilakukan dengan uji statistic chi-square dan dilanjutkan dengan uji Regresi Logistik Berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan kejadian stunting pada balita dengan penyebab langsung seperti asupan, tingkat kesakitan dan panjang lahir bayi, serta ada hubungan dengan penyebab tidak langsung yaitu tingkat ekonomi keluarga. Berdasarkan uji multivariat maka faktor yang paling berhubungan dengan kejadian stunting adalah panjang lahir bayi yang pendek. Panjang lahir bayi yang pendek dapat dicegah sejak awal kehamilan. Disarankan untuk meningkatkan program ibu hamil serta kerjasama lintas program, sehingga permasalahan kesehatan khususnya masalah stunting dapat diselesaikan dengan baik. Kata kunci : Stunting, Panjang Lahir, Asupan , Tingkat Ekonomi ekonom