POLA PERESEPAN DAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DI APOTEK PELENGKAP RSUP Dr. M.DJAMIL PADANG

World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa lebih dari setengah obat yang diresepkan dan diberikan pada pasien tidak sesuai atau tidak diperlukan, sehingga pasien gagal mendapatkan pengobatan yang benar. Untuk itu WHO telah mengembangkan indikator peresepan yang rasional yaitu rata-rata obat perlembar resep dan persentase peresepan obat generik, obat essensial, antibiotik serta sediaan injeksi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola peresepan pada pasien anak (2-12 tahun) dengan menggunakan indikator menurut WHO serta mengevaluasi penggunaan antibiotik di Apotek Pelengkap RSUP Dr. M. Djamil Padang. Data dikumpulkan secara retrospektif pada resep tahun 2013. Dari 2.061 lembar resep dengan 3.735 obat didalamnya, diperoleh rata-rata jumlah obat yaitu 1,8 perlembar resep. Persentase peresepan obat generik 92,95%, persentase peresepan obat esensial 36,19%, persentase peresepan antibiotik 34,69% dan persentase peresepan sediaan injeksi 56,67%. Evaluasi pada resepresep antibiotik didapatkan polifarmasi yaitu penggunaan lebih dari 3 obat 59,9% dan penggunaan lebih dari 5 obat 14,8%. Diantaranya ada yang berpotensi menimbulkan interaksi obat yaitu interaksi farmakokinetik diantaranya rifampsinisoniazid 1,23%, kloramfenikol-amoksisilin 0,82%, kloramfenikol-fenobarbital 0,41%, siprofloksasin-multivitamin 0,41% dan interaksi farmakodinamik diantaranya gentamisin-ampisilin 2,47%. Dari hasil tersebut dapat dilihat data yang memenuhi nilai ideal menurut WHO yaitu obat perlembar resep, sedangkan persentase peresepan obat generik, obat esensial, obat antibiotik dan sediaan injeksi belum memenuhi indikator peresepan WHO. Pada resep yang mengandung antibiotik ditemukan adanya polifarmasi dan potensi terjadinya interaksi farmakokinetik maupun farmakodinamik, sedangkan duplikasi tidak ditemukan. Kata kunci: pola peresepan, evaluasi penggunaan antibiotik, pasien anak