ANALISIS TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PEGAWAI BANK SYARIAH MANDIRI KOTA PADANG

ndustri Perbankan Syariah di Indonesia berawal dari ditandatanganinya akte pendirian PT Bank Muamalat Indonesia pada tanggal 1 November 1991 yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia. Setelah itu lahirlah UU No.10 Tahun 1992 yang mengandung ketentuan tentang bolehnya bank beroperasi dengan sistem bagi hasil. Dengan modal awal sebesar Rp106 miliar, pada tanggal 1 mei 1992, Bank Muamalat Indonesia mulai beroperasi. Berkat perjuangan kaum professional dan cendekiawan, maka timbullah amandemen yang melahirkan UU No.7/1998 yang memuat ketentuan yang lebih rinci tentang perbankan syariah. UU ini mengawali era baru dalam perbankan syariah di Indonesia, yang ditandai dengan tumbuh pesatnya cabang-cabang BMI dan lahirnya bank-bank syariah baru atau cabang syariah pada bank umum (Karim, 2007). Dalam perkembangannya hingga bulan Desember 2013, industri perbankan syariah telah mempunyai jaringan sebanyak 11 bank umum syariah (BUS), 23 unit usaha syariah (UUS), dan 160 BPR syariah, dengan total jaringan kantor mencapai 2.895 kantor yang tersebar hampir diseluruh indonesia. Jumlah account nasabah yang dikelola 12,3 juta (BUS-UUS), meningkat 13,9% dari 2012. Sedangkan total aset perbankan syariah mencapai Rp238,8 triliun (BUS Rp174 triliun, UUS Rp59 triliun dan BPRS Rp5,7 triliun) (Statistik Perbankan Indonesia, 2013)