AKSES PEREMPUAN DALAM PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN HARTA PUSAKA PADA MASYARAKAT MINANGKABAU KONTEMPORER (Studi: Nagari Simawang, Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar)

Harta pusaka di Minangkabau diwariskan kepada setiap perempuan yang menjadi anggota suatu kaum, dengan pewarisan tersebut perempuan mendapatkan hak akses untuk mengelola dan memanfaatkan harta pusaka. Namun saat ini harta pusaka dimanfaatkan oleh perempuan dengan berbagai kondisi dan alasan yang mendukung mereka untuk menggunakan hak mereka. Oleh sebab itu penelitian ini difokuskan tentang kondisi yang terjadi pada akses perempuan dalam pengelolaan dan pemanfaatan harta pusaka Minangkabau yang terjadi saat ini. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan tentang akses perempuan dalam pengelolaan dan pemanfaatan harta pusaka Minangkabau saat ini. Dan tujuan khususnya adalah mendeskripsikan bentuk akses, kondisi serta alasan kondisi tersebut terjadi menyangkut akses perempuan dalam pengelolaan dan pemanfaatan harta pusaka saat ini. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dalam pengumpulan data digunakan teknik wawancara mendalam (tidak terstruktur). Teori yang digunakan adalah teori strukturasi yang dikemukakan oleh Anthony Giddens yang memfokuskan kajiannya pada hubungan antara struktur dan agen dalam kehidupan sosial. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa kondisi yang terjadi pada akses perempuan terhadap harta pusaka, yaitu saudara perempuan yang pergi merantau, perempuan satu-satunya dalam kaum, harta pusaka yang sudah di bagi berdasarkan jumlah bersaudara, faktor geografis harta pusaka yang tidak mendukung, serta pengelolaan yang diserahkan kepada pihak lain. Sedangkan alasan yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi adalah pekerjaan sebagai petani, memiliki sumber daya manusia, letak harta pusaka yang dekat dengan rumah, kondisi geografis dari harta pusaka serta memiliki sumber pendapatan lain. Kondisi inilah yang sekarang terjadi pada akses perempuan Minangkabau terhadap pengelolaan dan pemanfaatan harta pusak