PERENCANAAN JALUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JENDRAL SUDIRMAN DI KOTA PADANG

Pertumbuhan sepeda motor yang tinggi pertahun di dalam komposisi lalu lintas, ini memberikan fenomena tersendiri bagi lalu lintas perkotaan.. Disisi lain belum tersedianya pedoman untuk pengembangan jalur sepeda motor yang standar di Indonesia menjadi salah satu kendala bagi perencanaan jalur khusus sepeda motor. Studi ini diawali dengan pengumpulan data sesuai dengan parameter yang diperlukan dan analisis yang diterapakan pada studi ini antara lain analisis karakteristik lalu lintas (volume, proporsi, dan kinerja ruas). Kriteria penting yang dihasilkan untuk kebutuhan perencanaan jalur khusus sepeda motor ini antara lain proporsi sepeda motor > 40% dari volume jam puncak (VJP. Analisis statistik memperlihatkan kedua indikator berkolerasi signifikan terhadap derajat kejenuhan Q/C < 0,75.Hasil dari studi ini di antaranya yaitu : proporsi sepeda motor yaitu 55% > 40%, volume sepeda motor pada jam puncak 981amp/jam, dan lebar jalur khusus sepada motor 2,00 meter. Derajat kejenuhan yang didapatkan sebelum diterapkannya jalur khusus sepeda motor pada tahun 2013 0,48 0,75 dan pada tahun 2015 0,88 > 0,75. Derajat kejenuhan jika diterapkannya jalur khusus sepeda motor, pada jalur khusus sepeda motor ditahun 2013 DSttb 0,24 dan DStb 0,24, pada jalur non sepeda motor DSttb 0,77 dan DStb 0,76. Derajat kejenuhan jika diterapkannya jalur khusus sepeda motor, pada jalur khusus sepeda motor ditahun 2014 DSttb 0,33 dan DStb 0,32, pada jalur non sepeda motor DSttb 01,04 dan DStb 1,02. Derajat kejenuhan jika diterapkannya jalur khusus sepeda motor, pada jalur khusus sepeda motor ditahun 2015 DSttb 0,44 dan DStb 0,44, pada jalur non sepeda motor DSttb 1,40 dan DStb 1,38. Kata kunci : proporsi, volume, jalur khusus, derajat kejenuhan