KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa Prain.) SEBAGAI BIOSORBEN UNTUK PENYERAPAN ION LOGAM Pb(II) DAN Cu(II) DARI AIR LIMBAH

Kemampuan kulit jengkol, limbah pertanian tanaman khas Indonesia, untuk menyerap ion logam Pb(II) dan Cu(II) telah diteliti. Pengaruh pH, konsentrasi awal ion logam, waktu kontak, massa adsorben, dan kecepatan pengadukan dipelajari dengan metoda Batch. Konsentrasi ion logam ditentukan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Kondisi optimum penyerapan ion Pb(II) pada kulit buah jengkol terjadi pada pH 3, konsentrasi 4000 mg/L, 0,1 g biosorben, pengadukan selama 30 menit dengan kecepatan 30 rpm. Sementara untuk ion Cu(II) kondisi optimum didapatkan pada pH 5, konsentrasi 3000 mg/L, 0,3 g biosorben, pengadukan selama 90 menit dengan kecepatan 30 rpm. Gugus fungsi yang terdapat pada biosorben dikarakterisasi dengan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Data kesetimbangan penyerapan ion Pb(II) dan Cu(II) oleh kulit jengkol pada variasi konsentrasi dianalisa dengan model isoterm Langmuir dan Freundlich. Penyerapan kedua ion logam pada kulit jengkol cenderung mengikuti isoterm Langmuir dengan kapasitas penyerapan untuk ion Pb(II) dan Cu(II) sebesar 36,36 mg/g dan 14,73 mg/g. Hasil penelitian ini diaplikasikan pada air sungai Batang Arau kota Padang dan didapatkan kapasitas penyerapan 0,4775 mg/g dengan efisiensi pennyerapan 72,28% untuk ion Pb(II) dan 0,174 mg/g dengan efisiensi penyerapan 95,52% untuk ion Cu(II). Kata kunci: Kulit jengkol, Ion logam Pb(II), Ion logam Cu(II), Biosorpsi, Isoter