PENGARUH CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU GAMBIR

Pemanfaatan gambir yang semula hanya digunakan sebagai pelengkap makan sirih, saat ini berkembang menjadi bahan kebutuhan berbagai jenis industri, seperti industri farmasi, kosmetik, penyamak kulit dan batik (Ermiati, 2004), namun gambir yang beredar mutunya masih rendah. Proses pengolahan dapat mempengaruhi mutu gambir, pengolahan gambir dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu perebusan daun, pengepresan, pengendapan, pencetakan, dan pengeringan (Pambayun, 2002). Mutu dari hasil pengolahan gambir dapat ditentukan dengan memperhatikan sifat fisik dan melakukan analisis kandungan kimia terutama kandungan katekin (Zulnely dan Lukman, 1994) semakin tinggi kadar katekin maka mutu gambir semakin tinggi. Pada umumnya teknik pengolahan gambir masih bersifat tradisional yang dapat menyebabkan rendahnya mutu (Yuhono, 2004). Salah satu penyebabnya adalah proses pengeringan, pasta yang telah dicetak dijemur di bawah sinar matahari sampai kering, bila tidak kering maka diasapi di atas tungku (Hasbullah, 2001). Pengeringan dengan cahaya matahari mempunyai kelemahan yaitu suhu pengeringan dan kelembaban tidak dapat dikontrol dengan baik karena intensitas sinar matahari tidak tetap. Metoda lain untuk pengeringan, yaitu dengan menggunakan oven, pengeringan dengan oven juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu ada pengeringan menggunakan spray dryer, pengeringan dengan spray dryer terjadi dalam waktu yang singkat dan merupakan sistem kontinyu yang dapat dikontrol secara manual maupun otomatis. Pada penelitian ini dilakukan pengeringan dengan tiga cara yaitu menggunakan oven, spray dryer dan cahaya matahari