HUBUNGAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL DENGAN KONSEP DIRI PASIEN PASCA STROKE DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RUMAH SAKIT STROKE NASIONAL (RSSN) TAHUN 2012

menjalani fisioterapi di Instalasi Rehabilitasi Medik, diketahui bahwa delapan orang mengalami gangguan citra diri dimana pasien merasa malu dengan kecacatan akibat stroke yang dialaminya, merasa orang lain mengejek dan merasa dirinya tidak sempurna lagi. Delapan orang mengalami gangguan ideal diri dimana pasien mengungkapkan keputusasaannya yaitu klien merasa dengan keterbatasannya saat ini menghambat ia dalam mencapai apa yang diinginkan. Enam orang mengalami harga diri rendah dimana klien merasa tidak berguna lagi dan dalam melakukan pekerjaan ringan pun pasien merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya sehingga ia merasa tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik seperti sebelum sakit. Sembilan orang mengalami gangguan penampilan peran dimana klien merasa tidak puas dalam menjalankan perannya di keluarga maupun di masyarakat. Enam orang mengalami gangguan identitas diri dimana klien merasa asing dengan dirinya sendiri sehubungan dengan cacat yang dialaminya. Uraian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pasien pasca stroke mengalami gangguan konsep diri, hanya empat orang pasien yang tidak mengalami gangguan konsep diri. Berdasarkan hasil pengukuran kemampuan fungsional empat orang yang tidak mengalami gangguan konsep diri tersebut diperoleh dua orang pada kategori ketergantungan sedang, satu orang pada kategori ketergantungan ringan dan satu orang pada kategori mandiri. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan kemampuan fungsional dengan konsep diri pasien pasca stroke di Instalasi Rehabilitasi Medik RSSN Bukittinggi