PERBANDINGAN PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ISTRI MENURUT HUKUM PIDANA INDONESIA DAN HUKUM ISLAM

Suatu tindak pidana kejahatan baik itu kejahatan terhadap nyawa, kesusilaan, ataupun terhadap harta kekayaan bukanlah hal baru di masyarakat Indonesia. Contoh kejahatan terhadap nyawa adalah tindak pidana pembunuhan sebagaimana diatur dalam Pasal 338 KUHP, sedangkan contoh kejahatan terhadap kesusilaan adalah tindak pidana perkosaan sebagaimana diatur dalam Pasal 285 KUHP, dan contoh kejahatan terhadap harta kekayaan adalah tindak pidana pencurian sebagaimana diatur dalam Pasal 362 KUHP. Tindak kejahatan bisa dilakukan oleh siapa saja dan juga dapat menimpa siapa saja. Hal inilah yang menjadikan setiap kejahatan pasti memiliki subjek (pelaku) dan juga objek (korban). Subjek kejahatan yang diakui oleh KUHP adalah manusia (natuurlijk person).1 Sedangkan dalam beberapa Peraturan Perundang- undangan yang bersifat Hukum Pidana Khusus mengakui adanya subjek kejahatan berupa korporasi atau badan hukum (recht person). Hal ini dilatar belakangi oleh fakta bahwa tidak jarang korporasi mendapat keuntungan yang banyak dari hasil kejahatan yang dilakukan oleh pengurusnya.2 Perkembangan terhadap subjek kejahatan ini juga menyebabkan perkembangan terhadap objek kejahatan, karena objek kejahatan sekarang bukan hanya manusia tapi juga dapat menimpa suatu badan hukum