HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DENGAN KEJADIAN KEMATIAN BAYI DI KOTA PADANG TAHUN 2014

Tujuan Penyebab utama kematian bayi di Indonesia setelah asfiksia yaitu BBLR. Kota Padang selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah kejadian kematian bayi dan kejadian BBLR. Angka kejadian kematian bayi di Kota Padang Tahun 2014 sebesar 6,3 per 1000 kelahiran hidup. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan BBLR dengan kejadian kematian bayi di Kota Padang. Metode Penelitian ini menggunakan desain case control yang dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2015. Sampel terdiri atas 31 kasus dan 62 kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple Random Sampling. Analisis data yang dilakukan adalah univariat, bivariat dan stratafikasi. Data analisis menggunakan uji statistik McNemar dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Hasil Hasil analisis bivariat BBLR (p-value = 0,000; OR= 5,49; 95%CI = 2,18-13,82 ), pelayanan ANC OR = 4,09 (p-value = 0,002; OR = 4,09; 95%CI = 1,69-9,87), status ekonomi (p-value = 0,189; OR=1,89; 95% CI = 0,74-4,36), umur ibu (p-value = 0,232; OR=1,72; 95% CI= 0,70-4,22) dan Paritas OR = 2,67 (p = 0,028, 95%CI = 1,11-6,41). Hasil analisis stratafikasi menunjukkan variabel pelayanan ANC merupakan variabel confounding dengan % (Δ) OR = 47,10%. Hasil screening stratafikasi menunjukkan bahwa BBLR variabel yang berhubungan dengan kejadian kematian bayi dengan (p-value= 0,008; OR=3,80; 95% CI = 1,42-10,17). Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa variabel yang berhubungan dengan kejadian kematian bayi di Kota Padang Tahun 2014 adalah BBLR, Pelayanan ANC dan Paritas, sedangkan variabel paling berhubungan dengan kejadian kematian bayi di Kota Padang Tahun 2014 adalah BBLR. Sebaiknya kepada Petugas kesehatan yang ada di Kota Padang untuk meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya melakukan pelayanan ANC dan penyuluhan tentang pentingnya ber-KB. Daftar Pustaka : 45 (1999-2014) Kata Kunci : BBLR, Pelayanan ANC, Status Ekonomi, Paritas, Umur Ib