Konflik Batin Tokoh Utama Novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Tinjauan Psikologi Sastra

Kata Kunci: Ayah, Mengapa Aku Berbeda, Konflik Batin, Psikologi Sastra Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemunculan novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda yang menceritakan perjalanan hidup seorang anak yang terlahir cacat pendengaran. Akibatnya penderita cacat pendengaran atau tunarungu Angel dijauhi, dikucilkan, dan dipermalukan oleh teman-temannya. Selanjutnya Angel mengalami konflik dalam diri sendiri ketika sadar bahwa keberadaannya tidak dikehendaki oleh teman-teman yang ada di sekolahnya. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan konflik batin yang dialami tokoh utama novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda, (2), Mendeskripsikan penyebab terjadinya konflik batin tokoh utama dalam novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda, (3) Mendeskripsikan akibat yang ditimbulkan oleh konflik batin dalam novel tersebut, (4) Mendeskripsikan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi konflik batin yang dialami oleh tokoh utama dalam dalam novel Ayah, Mengapa Aku Berbeda. Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu pengumpulan data, analisis dan penyajian hasil analisis. Pada tahap pengumpulan data, digunakan metode kualitatif dengan teknik penelusuran kepustakaan. Selanjutnya dianalisis secara induktif dengan menggunakan pendekatan psikologi sastra yang dibantu dengan analisis intrinsik novel. Penganalisisan psikologi berdampak pada konflik batin yang dimunculkan. Hasil analisis data disajikan secara deskriptif, yaitu dengan mendeskripsikan hasil analisis dengan kutipan-kutipan dari sumber data. penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama Angel mengalami konflik batin karena ia menderita cacat pendengaran atau tunarungu dan konflik batin itu bertambah kuat karena ketidakpercayan ayah kepada dirinya serta dikucilkan dan di permalukan oleh teman sekolahnya. Akibat konflik batin tokoh utama adalah penyesalan Angel atas kelahiran dirinya yang berbeda dengan orang lain. Solusi dari konflik batin tokoh utama adalah Angel mempelajari cara berkomunikasi, perasaan senasib, dan berbagi cerita