EFEK PAPARAN EMISI DEBU SEMEN TERHADAP KADAR TESTOSTERON PRIA DI KOTA PADANG

Debu semen memberikan efek negatif pada kesehatan reproduksi manusia. Kandungan logam berat dalam debu semen merupakan radikal bebas yang memicu terjadinya stress oksidatif. Stress oksidatif mengakibatkan gangguan sekresi Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH) di hipotalamus sehingga mempengaruhi fungsi hipofisis anterior, akibatnya sintesis FSH dan LH menurun. Turunnya LH akan menghambat proliferasi sel Leydig yang mengakibatkan kadar testosteron pun menurun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaaan kadar testosteron pada pria yang bermukim di wilayah terpapar dengan pria yang bermukim di wilayah tidak terpapar emisi debu semen. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel sebanyak 46 orang, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok pria yang bermukim di wilayah terpapar dan kelompok pria yang bermukim di wilayah tidak terpapar emisi debu semen. Pemeriksaan kadar testosteron dilakukan menggunakan metode Radioimmuno Assay (RIA). Data analisis dengan uji t-independent Hasil penelitian didapatkan rerata kadar hormon testosteron pada kelompok pria yang bermukim di wilayah terpapar emisi debu semen adalah 18,83 ± 6,51 nmol/L sedangkan rerata kadar testosteron kelompok pria yang bermukim di wilayah tidak terpapar emisi debu semen adalah 20,58 ± 5,35 nmol/L dengan nilai p > 0,05 Kesimpulan penelitian ini adalah tidak ada perbedaan kadar testosteron antara pria yang bermukim di wilayah terpapar dengan pria yang bermukim di wilayah tidak terpapar emisi debu semen. Kata Kunci: Debu semen dan Testosteron