ANALISIS KESTABILAN LERENG PENAMBANGAN BATUBARA PADA PIT NORTH EXTENTION DI PT. ANUGERAH BARA KALTIM COAL MINING KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA KALIMANTAN TIMUR

PT Anugerah Bara Kaltim Coal Mining ( PT ABK ) merupakan perusahaan pertambangan batubara yang terletak di Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur. PT ABK melakukan penambangan batubara dengan metode Open Pit. Penelitian ini dilakukan pada lereng highwall dan lereng lowwall Pit North Extention ( NE ) . Permasalahan yang akan dibahas yaitu apakah kondisi dinding akhir yang telah terbentuk saat ini sebagai batas akhir penambangan dalam kondisi yang aman sesuai dengan standar nilai faktor keamanan ( FK ) yang masih diperbolehkan oleh Departemen Pekerjaan Umum ( tahun 1994) dengan FK 1,35 untuk lereng tunggal dan FK 1,50 untuk lereng keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuai tingkat stabilitas lereng melalui nilai FK lereng highwall dan lereng lowwall. Analisis yang dilakukan menggunakan bantuan program Slide 5.0 dari Rockscience dengan menggunakan pendekatan kesetimbangan batas metode Bishop untuk menganalisis lereng highwall, dan metode Janbu untuk menganalisis lereng lowwall. Analisis ini dilakukan pada satu penampang yang memotong lubang bor SSS_04 dan lubang bor GEO_02A. Berdasarkan data intensitas curah hujan rata – rata / hari pada daerah penelitian menunjukkan keadaan hujan ringan sehingga diasumsikan lereng di daerah penelitian dalam kondisi setengah jenuh. Hasil analisis stereonet didapat bahwa longsoran yang mungkin terjadi di lokasi penelitian adalah longsoran busur untuk lereng highwall dan longsoran bidang untuk lereng lowwall. Nilai FK untuk lereng highwall pada kondisi kering memiliki nilai FK sebesar 1,193, kondisi setengah jenuh memiliki nilai FK sebesar 1,093 dan kondisi jenuh memiliki nilai FK sebesar 0,758. Sedangkan untuk lereng lowwall pada kondisi kering memiliki nilai FK sebesar 4,891, kondisi setengah jenuh memiliki nilai FK sebesar 4,543 dan kondisi jenuh memiliki nilai FK sebesar 4,219. Berdasarkan hasil analisis, lereng highwall tidak memenuhi kriteria aman, sedangkan lereng lowwall memenuhi kriteria aman. Ketidakstabilan pada lereng highwall disebabkan karena geometri lereng yang ada sekarang kurang sesuai geometrinya. Untuk itu lereng highwall perlu dilakukan penyesuaian geometri lereng. Penyesuaian geometri lereng highwall dilakukan dengan mengurangi tinggi dan memperkecil sudut kemiringan keseluruhannya. Lereng highwall yang semula memiliki tinggi 115,5 m diubah menjadi 110 m dan sudut keseluruhan yang semula 41O diubah menjadi 30O . Dengan demikian direkomendasikan geometri lereng highwall setelah dilakukan penyesuaian yaitu : tinggi sebesar 10 m dengan sudut kemiringan sebesar 60 O untuk lereng tunggal dan sudut kemiringan keseluruhan lereng highwall sebesar 30 O dengan tinggi lereng highwall keseluruhan sebesar 110 m