PERFORMANS PRODUKSI TELUR AYAM KETARRAS DAN AYAM ARAB MULAI UMUR 28-40 MINGGU

Dewasa ini permintaan terhadap telur ayam Kampung semakin meningkat, hal ini seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya nutrisi. Namun pada kenyataannya produksi telur ayam Kampung belum dapat memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat. Hal ini dikarenakan ayam Kampung masih memiliki sifat mengeram yang mengakibatkan masa produksi ayam kampung pendek. Menyikapi hal ini, maka banyak peternak yang memelihara ayam Arab yang diasumsikan sebagai pengganti Ayam Kampung. Namun dinilai sebagian konsumen telur ayam Kampung belum dapat menerima telur ayam Arab karena warna kerabang dan ukuran telur ayam Arab yang tidak sama dengan telur ayam Kampung. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dilakukan penelitian persilangan antara ayam Ras petelur cokelat betina dengan ayam Arab jantan silver. Hasil dari persilangan kedua jenis ayam tersebut dinamakan ayam Arras. Kerabang telur ayam Arras masih terlalu coklat dibanding warna kerabang telur ayam Kampung. Oleh karena itu ayam Arras disilangkan lagi dengan ayam Arab, dengan harapan kerabang telur yang dihasilkan oleh persilangan ini berwarna coklat lebih muda dibanding warna kerabang ayam Arras. Telah dilakukan persilangan ayam Arras betina dengan ayam Arab jantan yang selanjutnya dinamakan ayam Ketarras untuk melihat performansnya pada fase starter, grower dan fase produksi awal. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi performans produksi telur ayam Ketarras dan ayam Arab mulai umur 28 - 40 minggu. Performans produksi telur ayam Ketarras mulai umur 28 - 40 minggu diduga lebih baik dibanding ayam Arab. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni - Agustus 2017 di Kandang Unggas Comercial Zone of Animal Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu.Penelitian ini menggunakan 2 perlakuan dan 25 ulangan. Faktor jenis ayam digunakan sebagai perlakuan, yaitu : P0 = ayam Ketarras betina dan P1 = ayam Arab betina. Setiap ulangan menggunakan 1 ekor ayam, sehingga masing - masing jenis ayam dibutuhkan 25 ekor ayam yang ditempatkan pada kandang batteray individu.Variabel yang diamati meliputi konsumsi ransum, berat telur, produksi telur, konversi ransum dan warna kerabang telur. Data yang diperoleh diuji dengan uji t. Hasil uji t menunjukkan secara kumulatif (umur 28 - 40 minggu) konsumsi ransum, berat telur dan konversi ransum berbeda nyata (t hitung > t tabel), sedangkan produksi telur berbeda tidak nyata (t hitung < t tabel). Konsumsi ransum ayam Ketarras 8703,04 gram/ekor, sedangkan ayam Arab 7777,52 gram/ekor. Produksi telur ayam Ketarras 56,12 butir/ekor, sedangkan ayam Arab 52,52 butir/ekor. Berat telur ayam Ketarras 2622,16 gram/ekor, sedangkan ayam Arab 2169,72 gram/ekor. Konversi ransum ayam Ketarras 4,57, sedangkan ayam Arab 5,27. Warna kerabang telur ayam Ketarras didominasi warna putih kecokelatan dengan persentase 90,96%, sedangkan warna kerabang telur ayam Arab didominasi warna putih dengan persentase 98,58%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara kumulatif (umur 28 - 40 minggu) konsumsi ransum dan berat telur ayam Ketarras lebih tinggi dibanding ayam Arab dengan konversi ransum ayam Ketarras lebih baik dan produksi telur yang berbeda tidak nyata. Warna kerabang telur ayam Ketarras 90,96% berwarna putih kecoklatan, sedangkan warna kerabang telur ayam Arab 98,58% berwarna putih