Peran Affective Commitment sebagai Mediator Hubungan Antara Quality of Work Life dan Turnover Intention

Turnover intention yang tinggi dapat menurunkan performa kerja karyawan oleh karena itu, perusahaan harus dapat mempertahankan karyawan yang dimilikinya agar tidak memiliki turnover intention. Turnover intention bergantung terhadap quality of work life. Disamping menurunkan turnover intention, quality of work life dapat meningkatkan affective commitment. Dengan memiliki affective commitment yang tinggi, maka akan membuat seseorang tetap bertahan dalam suatu organisasi karena adanya rasa memiliki dan keinginan untuk tetap tinggal. Affective commtiment dapat ditingkatkan melalui penerapan quality of work life yang positif. Quality of work life merupakan konstruk dengan multidimensi (Mosadeghrad, 2013). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan kuisoner dan didukung dengan data hasil wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap dan karyawan kontrak berjumlah 105 karyawan yang bekerja di PT.X. Teknik pengujian hipotesis yang digunakan adalah menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil dari pengujian adalah affective commitment berperan sebagai mediator parsial hubungan antara quality of work life dan turnover intention. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai pengaruh langsung lebih besar – 0,310 dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung sebesar – 0,132 dengan nilai t hitung (-5,16) lebih besar dibandingkan dengan t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,96. Kesimpulannya, quality of work life dapat mencegah terjadinya turnover intention dan affective commitment saja belum optimal sebagai mediator hubungan antara quality of work life dan turnover intention sehingga diperlukan komitmen lainnya seperti normative commitment dan continuance commitment