AKIBAT HUKUM DAN TANGGUNG JAWAB NOTARIS ATAS AKTA NOTARIS YANG MEMUAT DATA YANG KELIRU AKIBAT KELALAIAN NOTARIS

Tugas dari seorang Notaris adalah menuangkan secara tertulis dan otentik hubungan-hubungan hukum para pihak yang menggunakan jasa Notaris dalam kepentingan mereka akan Akta Notaris yang berfungsi sebagai syarat formil suatu hubungan hukum, maupun fungsi sebagai alat bukti di dalam persidangan yang memiliki kekuatan pembuktian sempurna dalam artian tidak lagi memerlukan alat bukti yang lain dan cukup hanya mengacu kepada apa yang tertuang dalam akta otentik tersebut. Dalam menjalankan tugas jabatannya, Notaris dapat melakukan kelalaian dalam pembuatan akta otentik yang mengakibatkan akta tersebut menjadi tidak otentik lagi, sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi pihak yang menggunakan jasanya. Untuk itu perlu dikaji mengenai akibat hukum dari suatu akta yang mengalami kesalahan penulisan atau dalam pembuatannya, serta sanksi dan bentuk tanggung jawab yang bisa dituntut dari Notaris yang melakukan kesalahan tersebut. Metode penelitian yang dipakai dalam penulisan ini adalah Yuridis Normatif, dengan menggunakan Pendekatan Perundang-Undangan, serta pendekatan dengan Konsep-Konsep Hukum yang terkait dengan pokok pembahasan. Dari penelitian yang dilakukan, kelalaian Notaris yang melakukan kesalahan penulisan data para pihak dapat mengakibatkan akta Notaris tersebut mengalami degradasi menjadi akta di bawah tangan karena didasarkan pada pasal 1869 Burgerlijk Wetboek, dan pihak yang dirugikan dengan demikian dapat menuntut ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam pasal 84 Undang-Undang Jabatan Notaris, serta Notaris dapat melakukan pembetulan dengan memakai pasal 51 Undang-Undang Jabatan Notaris dengan membuat Akta Berita Acara Pembetulan terhadap akta yang cacat tersebut