KOMUNIKASI PEMBANGUNAN PEMERINTAH SETEMPAT KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN DESA WISATA: Studi Deskriptif Kualitatif pada Kampung Seni Budaya Jelekong Kabupaten Bandung

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi komunikasi pembangunan pemerintah setempat kepada masyarakat dalam mengembangkan desa wisata di Jelekong. Penelitian ini penting dilakukan karena komunikasi pembangunan diperlukan dalam pengembangan desa wisata. Penelitian ini menggunakan model perencanaan komunikasi pembangunan Difusi Inovasi oleh Everett M. Rogers (1957). Data penelitian diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rencana dan strategi komunikasi pembangunan pemerintah setempat dilakukan dengan membentuk kelompok penggerak pariwisata (Kompepar), melalui pelatihan, sosialisasi, kunjungan, dan kerjasama dengan pihak ketiga. Dalam implementasi pengembangan desa wisata, inovasi dapat muncul dari masyarakat atau pun pemerintah dan disebarkan melalui komunikasi secara tatap muka langsung. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan, kerjasama yang dilakukan pemerintah dan masyarakat sudah cukup baik. Sehingga dapat terlihat dari sarana dan prasarana, keuntungan, program skala kecil, keterlibatan masyarakat, dan penerapan produk di desa wisata Jelekong ini sudah cukup berkembang dan dapat disimpulkan cukup baik. ..... This objective of this study is to describe local government communication development strategy to the community in developing tourism village in Jelekong. This study is important because communication development is necessary for develop tourism. This research adopts the planning model Diffusion of Innovation by Everett M. Rogers (1957). The research data is obtained from in-depth interviews, observations, and documentations. The research implements a qualitative approach with the descriptive. The result shows that the local government development communication plans and strategies were carried out by forming a tourism driving group (Kompepar), through training, socialization, visits, and collaboration with the third parties. In the implementation of tourism village development, innovation can appear from the community of the government and be spread through face-to-face communication. Based on the results of interviews with resource persons, the collaboration between the government and the community can be concluded as good enough. So that it can be seen from the facilities and infrastructure, benefits, small-scale programs, community involvement, and the application of products in the Jelekong tourism village is quite developed and can be concluded quite well