TAFSIR AL-QUR'AN DALAM BULETIN ISLAM INDONESIA (TELAAH TERHADAP BULETIN MINGGUAN TANWIRUL AFKAR MA'HAD ALY SITUBONDO TAHUN 2000-2001)

Buletin Tanwirul Afkar mulai terbit sejak bulan Agustus 1997 sebagai media Ma'had Aly yang terbit setiap hari Jum'at pagi, buletin tersebut mencoba memperkenalkan identitas pemikiran santri Ma'had Aly Situbondo dengan tipologi nalar usuli, yaitu sebuah cara berpikir yang mengedepankan dialog teks dan konteks dengan pendekatan metodologis dan bukan hanya bersifat tekstualis. Corak pemikiran ini dilandaskan pada sebuah metodologi yang bukan hanya berlandaskan pada otoritas teks, tetapi juga bergerak pada konteks. Skripsi ini menelaah teks-teks tafsir yang terdapat dalam buletin Tanwirul Afkar tahun 2000-2001 mulai dari edisi 94 sampai dengan edisi 160, karena menurut penulis pada tahun ini konstelasi politik lokal maupun nasional sedang menghangat. Penulis akhimya merumuskan beberapa rumusan masalah. Pertama, ingin mengetahui lebih jauh tentang metode penafsiran. Kedua, proses penafsiran. Ketiga, penentuan tema, dan keempat bagaiaman resepsi masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sebagian metode yang dirumuskan oleh Islah Gusmian tentang peta metodologi tafsir Indonesia, khususnya pada permasalahan yang pertama. Kemudian untuk mengetahui proses penafsiran, penulis menggunakan metode interview, yakni berdialog secara langsung dengan tim redaksi dan untuk mengetahui resepsi masyarakat, penulis juga menggunakan metode interview dengan pembaca buletin Tanwirul Afkar yang berada di daerah tapal kuda di Kabupaten Situbondo dan sekitarnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, pertama, bahwa dalam bulletin Tanwirul Afkar khususnya pada sekitar tahun 2000-2001 menggunakan metode interteks. Kedua, proses penafsirannya dengan cara; (1) revitalisasi usul fiqh yang lebih ditekankan pada konsep maslahah, (2) deversifikasi teks (menghadirkan teks tandingan), yaitu mempertemukan teks-teks (al-Qur'an maupun hadis) yang nampaknya ber-ta 'arud (bertentangan) antar satu nas dengan lainnya. Kemudian Tanwirul Afkar mencoba mempertemukan nas-nas tersebut; dan (3) memperluas wilayah ta'wil yaitu memperluas makna dari nas yang dijadikan dalil dalam setiap masalah yang diangkat. Ketiga, dalam prosesnya, yang dilakukan bulletin Tanwirul afkar adalah mengumpulkan data, tema, angel, kemudian melacak beberapa kitab yang sesuai dengan masalah yang diangkat, setelah selesai kemudian naik ke percetakan, selanjutnya didistribusikan. Keempat, berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan penulis di Situbondo, Banyuwangi, Bondowoso, Probolinggo dan Jember, dengan pembaca yang terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan, sosial, budaya, dan giografis, mayoritas mereka memberikan resepsi sangat baik, artinya mereka yang pemah membaca bulletin Tanwirul Afkar menerima dan menyambut baik terhadap wacana penafsiran buletin tersebut. Sementara resepsi kurang baik datang dari pembaca yang pendidikannya rendah dan secara giografis mereka berada di pedesaan, artinya mereka menganggap kepusan-keputusan yang terdapat dalam buletin tersebut terlalu liberal