STUDI KOMPARATIF PENAFSIRAN MUHAMMAD 'ABIED AL - JABIRI DAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG SYURA

penafsiran al-Jabirl atas syiiri dalam al-Qur'an berkaitan dengan perintah yang hanya diwajibkan kepada Nabi. Pada ayat yang lain hanya ciri-ciri bagi orang-orang beriman. Syiiri jika merujuk pada struktur teks dan otoritas tradisi hanyalah apa yang disebutkan dalam dua poin tersebut. Mengacu pada ayat-ayat syiiri dalam al-Qur'an, memang tidak ditemukan sama sekali isyarat perintah atau kewajiban kaitannya dengan negara ataupun pemimpin. Kemudian konsep syiiri yang tersirat dalam ayat di atas, tidak pemah sama sekali dijadikan rujukan dalam sistem pemerintahan Islam. Karena hanyalah perintah yang tidak ada kaitanya dengan publik sama sekali. Dengan demikian dalam otoritas tradisi makna syiiri bukanlah padanan dari demokrasi atau sistem pemerintahan yang lainnya yang selama ini diartikan oleh banyak pemikir. Syl$riir dalam kaitannya dengan penafsiran ayat-ayat syiiri berpandangan bahwa syiiri adalah sistem nilai (QS. As-syura: 38) di mana syiiri merupakan perintah yang sejajar posisinya dengan perintah shalat dan zakat. Sehingga perintah syiiri pada ayat tersebut merupakan perintah yang tidak dipengaruhi konteks zaman seperti halnya shalat dan zakat