PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X SMK N 2 DEPOK SLEMAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) proses tindakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (2) hasil belajar peserta didik setelah di terapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD; (3) keaktifan peserta didik setelah di terapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran Gambar Teknik kelas X program keahlian Teknik Mesin SMK N 2 Depok Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Populasi penelitian adalah siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 2 Depok Sleman sebanyak 32 orang siswa, yang dilaksanakan selama tiga siklus dan setiap siklus terdiri dari satu pertemuan. Sintaks pembelajarannya meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan (act), observasi (observe) dan refleksi (reflect). Pengumpulan data menggunakan dengan metode observasi. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara menbandingkan antara hasil observasi siklus I, siklus II dan siklus III dengan teknik deskriptif yang diterangkan dalam hasil rata-rata persentase keaktifan dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa selama proses pembelajaran, adapun cara yang digunakan dengan membagi kelompok secara acak yang terdiri dari 4 orang siswa, penyampaian materi oleh guru dengan media pembelajaran, siswa berdiskusi dengan teman sekelompok, siswa melakukan presentasi di depan kelas, siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang dipresentasikan, guru memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, guru memberikan tugas individu berupa soal pilihan ganda, guru memberikan penghargaan kepada individu dan kelompok yang terbaik, dan pengkondisian kelas; (2) terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa yang memperoleh skor minimal berkategori baik, yaitu dari 23 siswa (71,875%) pada siklus I menjadi 27 siswa (84,375%) pada siklus II, kemudian menjadi 28 siswa (87,5%) pada siklus I II; (3) hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal KKM, yaitu dari 15 siswa (46,875%) pada pra siklus, menjadi 19 siswa (59,375%) pada siklus I, kemudian menjadi 27 siswa (84,375%) pada siklus II, dan menjadi 29 siswa (90,625%) pada siklus III