MANAJEMEN STRATEGIS WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

Kabupaten Majalengka memiliki catatan yang baik dalam pencapaian APK ( Angka Partisipasi Kasar) dan APM (Angka Partisipasi Murn) di pendidikan dasar, namun sayangnya untuk pencapaian APK sekolah menengah, masih di bawah rata-rata APK dan APM Provinsi Jawa Barat. Maka dari itu diperlukannnya beberapa program dan strategi untuk meningkatkan APK sekolah menengah, hingga mencapai wajib belajar 12 tahun di Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi dalam upaya pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Majalengka, dengan dengan menggunakan model manajemen strategis. Alat yang digunakan dalam manajemen strategis untuk mencari strategi dalam upaya pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di kabupaten Majalengka adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Untuk menggunakan analisis SWOT dalam pencarian strategi pelaksanaan wajib belajar 12 tahun di Kabupaten Majalengka, perlu mengetahui terdahulu, tentang kekuatan , kelemahan, peluang , dan tantangan yang dimiliki Kabupaten Majalengka dalam upaya pelaksanaan kearah wajib belajar 12 tahun. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Hasil yang ditemukan adalah (1) Kabupaten Majalengka belum menyelenggarakan wajib belajar 12 tahun , kerena belum adanya payung hukum, tetapi sudah melakukan program rintisan wajib belajar 12 tahun (2) Posisi Kabupaten Majalengka dalam upaya pelaksanaan kearah wajib belajar 12 tahun terdapat pada posisi Kuadran III, sehingga strategi yang dapat diutamakan dalam pencapaian wajib belajar 12 tahun adalah dengan memanfaatkan peluang untuk mengatasi kelemahan dari empat strategi yang ditemukan , yaitu: a) Strategi Strengths-Opportunities/SO, b) Strategi Strengths-Treath/ST, c) Strategi Weaknesses-Opportunities/WO, dan d) Strategi Weaknesses-Treath/WT; (3) rumusan strategi atau strategi alternatif yang ditemukan dalam penelitian ini adalah (1) membuat Peraturan daerah penyelenggaraan wajib belajar 12 tahun di Majalengka, (2) mengembangkan pola atau model pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, (3) mengangkat guru baru atau melakukan penempatan atau pemerataan guru, sesuai dengan yang kebutuhan sekolah yang kekurangan guru dan meningkatkan kesejahteraannya dengan memberikan insentif guru didaerah terpencil dan memberikar reward untuk guru yang berprestasi ,(4) mengadakan sosialisai tentang pentingnya pendidikan dan wajib belajar 12 tahun oleh tim akselerasi wajib belajar 12 tahun, (5) memberikan beasiswa untuk siswa yang hafal al-Qur’an, (6) meningkatkan alokasi anggaran untuk sektor pendidika